Walau Kuasai Bahasa Inggris, Warga Muslim di Australia Sulit Dapat Pekerjaan

"Kita sudah mengetahui adanya contoh diskriminasi atau bias yang tidak disadari dalam proses penerimaan pegawai."
"Memang belum banyak penelitian yang dilakukan namun kita sudah melihat beberapa buktinya."
"Ini khususnya banyak terjadi terhadap warga perempuan, dengan melihat bagaimana mereka berpakaian, melihat namanya, dan juga melihat foto dalam surat lamaran."
Salah seorang warga Muslim yang mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan yang diingininya adalah Yousuf Karimi yang pindah dari Afghanistan ke Australia di tahun 2007 ketika dia baru berusia 17 tahun.
Ketika tiba, prioritas utamanya adalah meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan mewujudkan mimpinya untuk menjadi orang pertama dalam keluarganya yang mengenyam pendidikan universitas.
Karimi kemudian menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di bidang arsitektur dari salah satu universitas ternama di Melbourne RMIT di akhir tahun 2018.
Sementara hampir semua teman kuliahnya sekarang sudah bekerja di bidang berkenaan dengan arsitektur, Karimi bahkan belum mendapatkan kesempatan wawancara sekalipun walau sudah mengajukan lamaran lebih dari 50 kali.
Sekarang dia bekerja sementara menjadi pegawai toko.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya