Wali Kota Galina
Oleh: Dahlan Iskan
Mirza Mirwan
kepencet. Sengaja nunggu barang dua-tiga jam. Dan ternyata pukul 19.20 sudah hampir menyamai total komentar edisi Malam Kepahiang kemarin. Capek juga mengacak baca sekitar 65% komentar yang sudah ada. Tentang kekeliruan Pak DI menyebut Pak Bambang Susantono sebagai mantan Wamen PUPR, sudah ada yang mengoreksi tadi. Yang benar adalah Wamen Perhubungan. Malah pernah menjadi Plt Menhub setelah Pak E.E. Mangindaan -- Menhub -- dilantik jadi anggota DPR. Tentang gubernur membawa air dan tanah dari provinsi masing-masing. Apakah itu berkaitan dengan klenik? Wah, terlalu jauh, dan terkesan melecehkan intelektualitas dan religiositas Bu Khofifah (Jawa Timur) yang Ketum PB Muslimat NU dan Pak Zulkiflimansyah (NTB) yang kader PKS. Pak Jokowi sendiri, yang saya tahu, bukan orang yang percaya klenik. Jauh sebelum jadi presiden, saat baru menjadi walkot Surakarta, beliau pernah kedatangan "orang pintar" yang menawarkan untuk menyingkirkan makhluk gaib yang menjadi penunggu Loji Gandrung, rumah dinas walkot. Percaya? Nggaak. Dan orang pintar itupun undur (barangkali sambil misuh-misuh). Filosopi tanah dan air dari seluruh provinsi untuk dikumpulkan di IKN adalah agar siapapun presiden republik ini selalu ingat bahwa tanggung jawabnya untuk mencakup seluruh tanah air Republik Indonesia. Bukan hanya provinsi tertentu. Apakah setelah Pak Jokowi menyelesaikan masa jabatan kedua dan digantikan presiden lain proyek IKN berpotensi mangkrak? Saya, kok, yakin tidak. Pembentukan IKN sudah dikuatkan dengan UU. Kalaupun, misalnya, presiden setelahnya akan membatalkannya dengan PERPPU, itu tidak mudah. Harus mendapatkan persetujuan DPR untuk mengesahkannya. Kalau DPR tidak menyetujuinya, ya percuma. Sepertinya tadi sudah ada yang menyinggung soal itu. Dan kayaknya hanya presiden yang menganut asas "pokoknya beda" yang akan membatalkan UU IKN dengan PERPPU. Uang bisa dicari, tulis Pak DI. Benar. Banyak yang sinis kalau bicara soal utang. Padahal negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang, misalnya, utangnya bukan main besarnya. Bedanya, di AS atau Jepang, rakyatnya tak pernah nyinyir dengan utang pemerintahnya. Tabik.
Hardiyanto Prasetiyo
Nuwun sewu absensi njenengan mbleset bah, gubernur Banten itu diwakilkan oleh Wagubnya, kok gak disebutkan? Berarti seharusnya yg diwakilkan wagub ada 3 provinsi. Lalu disebutkan 31 gubernur yang hadir dan 2 diwakilkan wagubnya berarti jumlah provinsi total yg hadir 33, sedangkan jumlah provinsi ada 34. Pertanyaannya yang 1 provinsi kemana?
Fauzan Samsuri
Jadi ingat dulu waktu mau kuliah yang ke luar kota, selain bekal-bekal lain, ibu juga ngasih bekal segenggam tanah yang diambil dari pekarangan rumah, waktu saya tanya, ini untuk apa?, ibu saya bilang biar betah. Meski belum menemukan alasan akademisnya, tradisi ini juga saya lakukan untuk anak saya yang belajar di luar kota. Saya berfikir mungkin ini salah satu cara ikhtiar yang diajarkan ibu kepada saya.
Jeka Reader
Kalau mau lebih komplit seharusnya bukan hanya Tanah dan Air dari 34 provinsi yang dianggap sudah mewakili seluruh wilayah Indonesia.Tapi harus ada air laut dari 11 laut yang mengelilingi wilayah NKRI seperti laut laut : Jawa,Sawu,Maluku,Bali, Flores, Arafuru, Timor, Banda, Halmahera, Seram dan Maluku. Kalau mau lebih komplit lagi perlu diwakili *UDARA* dalam bentuk Balon dari wilayah kedaulatan NKRI, supaya kasus FIR dengan Singapore tidak terulang lagi.
Imau Compo
Tanah di keranjang dan air di kendi menyatu semua gubernur se Indonesia, minyak goreng dan kedelai memisahkan rakyat dari mereka.
Sin
setuju paragraf terakhir jadi pemimpin apalagi presiden memang perlu belajar dari alat Vital..ini jelas keahlian dari Bli Leong Putu.. 1. akan sangat keras untuk mencapai tujuan, tapi ada saatnya pula mampu menahan diri 2. Tidak menonjolkan diri tapi tampil paling depan saat dibutuhkan 3. Bisa melahirkan generasi penerus yang berkualitas 4. Walaupun menyerang tapi tetap memberikan kenikmatan kepada lawan 5. Gesekan yang timbul saat melaksanakan tugas dan kewajiban, sebanyak apapun..tetap membahagiakan semua pihak 6. saat tujuan tercapai, kembali mengecilkan diri dan tidak sombong bagaimana caranya biar bisa tahan lama sampai 3 periode..bli Leong punya solusi nya..wkwkwk
Tunk B
tetangga saya namanya Luswanto. Setelah berkelana, ketika pulang minta dipanggil Lussy...
Amat Kaselanovic
Teman saya, namanya Juhairi. Biar keren dipanggil "Jo". Ada juga, namanya Munawarah. Panggilannya "Mona".