Wali Kota Hentikan Insentif, Guru Ngaji Protes

Wali Kota Hentikan Insentif, Guru Ngaji Protes
Wali Kota Hentikan Insentif, Guru Ngaji Protes
"Daripada APBD dibatalkan, lebih baik saya ikuti rekomendasi dari gubernur," ujar Adhan seperti yang dilansir Gorontalo Post (JPNN Group), Kamis (3/1).

Adhan mengaku keputusan ini memang dilematis. Di satu sisi jika honor dibayarkan maka APBD tidak akan disetujui, tetapi di sisi lain, jika tidak dibayarkan maka para honorer akan kehilangan penghasilan.

Akibat dari pemberhentian honor ini para honorer melakukan unjukrasa di depan rumah dinas Gubernur Gorontalo. Mereka memprotes kebijakan pemberhentian honor tersebut. "Kami tidak mau kalau sampai honor atau insentif kami diberhentikan. Walikota maupun gubernur harus bertanggungjawab terhadap hal ini," ujar para honorer ketika mendatangi rumah dinas gubernur, Rabu (2/1).

Aaksi para honorer ini tidak sampai disitu saja. Tetapi hingga pukul 19.00 Wita tadi malam mereka masih tetap berada di Kantor Walikota Gorontalo menunggu kepastian nasib mereka.

"Saya sendiri sudah dua puluh tahun tenaga honor, tapi ini baru pertama kalinya terjadi. Tentunya sangat kecewa, harusnya hal ini tidak terjadi. Harapannya semoga ini cepat selesai," jelas Resti salah seorang honorer.

GORONTALO - Sekitar 1900 honorer, imam masjid, guru ngaji, Badan Kerja Takmirul Masjid (BKMT)dan  pasukan kuning di Kota Gorontalo mulai Januari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News