Wali Kota Hentikan Insentif, Guru Ngaji Protes
Kamis, 03 Januari 2013 – 19:25 WIB
Bukan hanya para honorer yang mengaku kecewa dengan keputusan ini. Para guru ngaji, iman masjid juga merasakan hal yang sama. Menurut mereka seharusnya honmor yang tidak seberapa jumlahnya tidak perlu dipermasalahkan seperti ini. Dan apa yang telah dilakukan Gubernur Gorontalo hanya bisa melukai hati masyarakat.
"Saya rasa ini sudah masuk ranah politik, sehasrusnya ini tidak terjadi. Kalau seperti ini masyarakat bukannya simpati, malah akan berbalik tidak senang. Kami sebagai masyarakat berharap Gubernur Gorontalo bisa menjadi Gubernur masyarakat, bukan hanya menjadi Gubernur sekelompok orang saja, karena masyarakat yang rugi," jelas Abdul Muin Mooduto.
Hal serupa diungkapkan Iman Masjid Al Ihlas Padebuolo Ismail Langaso. "Kecewa pastinya, apalagi honor ini tidak seberapa besar. Harusnya honor ini ditambahkan bukan dihilangkan seperti ini. Kami juga menginginkan seperti ini harus seterusnya, hal-hal seperti ini (honor) kami harapkan pemerintah untuk diperjuangkan. Saya rasa prihatin, agak rasa kecewa juga," jelasnya.
Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim kepada wartawan mengemukakan, evaluasi yang dilakukan terhadap APBD Kota Gorontalo dilakukan secara profesional, proporsional dan tentu berdasar ketentuan perundangan yang ada. "Semuanya dilakukan sesuai ketentuan," kata Idris. (nat/tro)
GORONTALO - Sekitar 1900 honorer, imam masjid, guru ngaji, Badan Kerja Takmirul Masjid (BKMT)dan pasukan kuning di Kota Gorontalo mulai Januari
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai Malang Menggagalkan Pengiriman 414.920 Batang Rokok Ilegal
- Puskesmas Jomin Terima Ambulans Modern dari Peruri
- Edarkan Narkoba di Muara Enim, Pria Ini Akhirnya Ditangkap
- Farhan Upayakan Penerbangan Komersil Bandara Husein Sastranegara Aktif Lagi
- Pak Ihsan Menyinggung Honorer jadi PPPK Paruh Waktu, Minta Tambahan Anggaran
- Prabowo Luncurkan Makan Bergizi Gratis, Pedagang Kantin Sekolah Menangis