Wali Kota Makassar Akui Penerapan Perda Tak Maksimal

Wali Kota Makassar Akui Penerapan Perda Tak Maksimal
Wali Kota Makassar Akui Penerapan Perda Tak Maksimal
"Apalagi, kita tahu antara 60-70 persen anggota dewan itu perokok. Pejabat juga banyak yang merokok. Tapi kalau ada aturan, saya pikir harus ditaati. Dampak rokok ini sudah mengkhawatirkan," ujar Prof Alimin di ruang kerjanya, akhir pecan lalu.

            

Lebih lanjut dia menegaskan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan baru-baru ini, jumlah perokok di Makassar sudah cukup besar. Setidaknya ada sekira 300 ribu penduduk Makassar merokok setiap hari tanpa memilih tempat. Jika hitung-hitungannya adalah nominal uang, maka ada sekira Rp3 miliar uang yang dihabiskan untuk menghisap rokok per harinya.

             

Belum lagi jika berhitung dampak bagi kesehatan. Baik bagi dirinya maupun kepada orang lain. Itu sebabnya, hadirnya perwali dinilai akan menjadi kabar gembira untuk memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat. "Tapi buktinya jalan di tempat," ucapnya.

              

Malah dia mengatakan jika ada keseriusan untuk melindungi masyarakat dari bahaya rokok ini, harusnya tidak hanya perwali tetapi bisa menjadi Peraturan Daerah (Perda). Bahkan kalau perlu menjadi Perda Sulsel sehingga bisa mengatur semua daerah. "Saya harap ini nanti jadi harapan kami pada pak gubernur. Cuma harus benar-benar dijalankan," harapnya. (fajar)

MAKASSAR -- Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin mengakui masih lemahnya pengawasan terhadap sejumlah regulasi daerah yang telah diterapkan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News