Wali Kota: Saya Sering Beda Pendapat dengan Ahok karena Bacotnya Terlalu
Tapi menurutnya, tidak seperti ini untuk mengekspresikan kemarahan karena dapat mengganggu ketertiban umum. “Semangat boleh tapi bukan begini caranya,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa mereka yang masih muda ini memiliki masa depan.
“Jangan sampai tindakan kalian ini tercatat sebagai tindakan kriminal, susah kalian nanti,” musyafak mengingatkan.
Ia juga meminta para tokoh untuk mendinginkan suasana. Usai ditemui Kapolda dan Wali Kota, massa akhirnya berangsur-angsur membubarkan diri menuju arah tol Kapuas dengan dikawal aparat keamanan. Sedangkan, simpang Pasar Flamboyan masih dijaga kepolisian dan TNI bersenjata lengkap.
Musyafak mengatakan, massa di Pontianak terprovokasi isu ada ulama yang meninggal di Jakarta.
“Padahal kan tidak ada. Anak-anak ini kan darahnya cair, mudah terprovokasi. Makanya kita harap yang tua yang harus meredam,” ujarnya.
Imbuh dia, “Ini banyak informasi viral yang justru menyesatkan”.
Ia juga membantah adanya insiden pemukulan terhadap warga Tionghoa sebagaimana informasi yang beredar, “Nggak ada, nggak ada,” tegas Musyafak. (jun/sam/jpnn)
PONTIANAK – Biasanya suasana Jalan Gajahmada Kota Pontianak, Kalimantan Barat, yang ramai dengan warung kopi, semarak dengan banyaknya anak-anak
- Nono Sampono: PIK 2 Terbuka untuk Semua Agama, Ini Wajah Toleransi Indonesia
- Ketua Umum Yayasan Sanggar Sinar Suci: Penyambutan Thudong adalah Simbol Persatuan Umat
- Aturan Blending BBM Jelas dan Legal, Penyidikan Harus Transparan
- Oknum Dokter Terduga Pelaku Pelecehan Seksual di Malang Dipolisikan Korban
- PT Indo RX Apresiasi Putusan Lembaga Arbitrase Jerman
- Dugaan Penyiksaan Pemain Sirkus OCI, Komnas HAM Ungkap Fakta Ini