WALI: Penggunaan Teknologi Pembayaran Digital di Waralaba Sangat Masif
Levita megungkapkan ada beberapa pedagang waralaba yang malas terpantau oleh petugas pajak karena transaksi QRIS membuat aliran uang mereka di bank bisa terpantau.
"Ada juga pedagang yang malas pakai QRIS karena pemotongan dari bank. Meskipun tidak banyak tapi ini berpengaruh ke keuntungan mereka," kata Levita.
Terakhir, Levita juga mengaku masih ada pelaku usaha yang mengeluh soal sinyal atau jaringan telekomunikasi terkait transaksi QRIS terutama di daerah.
Hal ini menjadi catatan pemerintah hingga perbankan agak infrastruktur terkait transkasi digital bisa diperbaiki.
Untuk diketahui, lanjut Levita, bisnis waralaba kini makin banyak diminati dan jangkauannya hingga pelosok Indonesia dan mancanegara seperti Malaysia, terutama setelah wabah Covid-19 bisa diatasi.
Untuk itu, pemerintah perlu mendukung agar lebih banyak muncul enterpereuner muda di daerah.
Indra, praktisi dan juga direktur utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC), perusahaan merchant aggregator mengapresiasi waralaba yang mengunakan QRIS sudah mencapai 80 persen.
Menurutnya hal itu merupakan kemajuan yang sangat signifikan dalam dunia transaksi digital.
Pelaku bisnis waralaba kini sudah semakin masif menggunakan transaksi digital seperti QRIS.
- Digitalisasi Transaksi Bikin Pencatatan Lebih Presisi, Permudah Pengajuan Kredit
- QRIS Bantu Transaksi Lebih Aman, Ekosistem Perlu Diperkuat
- Netzme Luncurkan Sentra QRIS UMKM di Surakarta
- Cegah Salah Sasaran, Gerakan Boikot Harus Disertai Legitimasi Syariat yang Kuat
- Perpamsi dan PT TDC Sepakat Transaksi Digital Menghemat Biaya Operasional
- Penggunaan QRIS dan Digitalisasi Pembayaraan Perluas Akses Penjualan Produk