Walikota Bandung ke Panti Pijat

Walikota Bandung ke Panti Pijat
Walikota Bandung ke Panti Pijat
Dada mengatakan, Kota Bandung sebagai Kota Seni Budaya sehingga tempat hiburan harus ada tapi dalam operasionalnya jangan melanggar norma agama.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Priana Wiranatakusuma mengatakan, program ini dilakukan di 14 titik tempat hiburan dan diikuti sekitar 1.020 pekerja hiburan. "Semua pengusaha hiburan ikut serta dalam penyuluhan ini," terang Priana.

Salah satu buktinya adalah kesiapan mereka untuk menyiapkan tempat untuk penyelenggaraan penyulihan dan memberikan bantuan pendanaan.Priana juga mengatakan, meski program ini merupakan kerjasama anatara Pemkot Bandung dengan HIPHI (Himpunan Pengusaha Hiburan Indonesia) Kota Bandung, Namun, untuk program ini Pemkot tidak mengeluarkan biaya.    

"Jadi pendanaan ditanggung seluruhnya oleh para pengusaha," tegas Priana.Ke depan acara penyuluhan seperti ini akan digelar rutin, dengan materi yang berbeda-beda. Jika sekarang mengenai agama, ke depan mengenai Kesehatan dan Hukum. "Setelah acara ini, kami akan jeda sekitar satu bulan. Setelah itu baru diteruskan penyuluhan dengan materi lainnya," tegas Priana.     

Sementara itu, Prof KH Sambas dari Majelis UIama Indonesia (MUI) Kota Bandung  ikut memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada pekerja wanita tempat hiburan. Sambas memberikan penyuluhan bidang siraman rohani dengan tema lima alam yang dihadapi manusia. Kelima alam akan dialami sesuai dengan perbuatan masing.masing, yaitu alam ruh, alam rahim, alam dunia, alam barjah dan alam akhirrat.

BANDUNG -- Ceramah bukan hanya bisa dilakukan di masjid atau rumah, namun kini ceramah lebih efektif lewat jemput bola. Seperti yang dilakukan Wali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News