Walikota: Perempuan Ngangkang, Hilang Kelembutan
Senin, 07 Januari 2013 – 12:17 WIB
“Kalau terlihat mengangkang saat di bonceng naik sepeda motor, hilang citra kelembutannya seorang perempuan,” papar Suaidi.
Baca Juga:
Lebih lanjut disebutkan Wali Kota Lhokseumawe, yang diusung Partai Aceh (PA) dalam Pilkada Tahun 2012 lalu, timbulnya pro-kontra dalam penerapan ini dinilainya wajar-wajar saja. “Orang tidur yang dibangunkan secara tiba-tiba saja, pasti terkejut. Namun, saya yakin ketentuan ini akan berjalan dengan baik kedepannya,” ujar Suaidi.
Ditambahkan, menyangkut kenyamanan dan keselamatan bagi yang dibonceng, walikota memberi nilai justru lebih aman. “Pasti yang membawa akan lebih hati-hati lagi dengan tidak memacu sepmornya kencang. Ambil saja contoh, lebih banyak yang mana mengalami kecelakaan antara sepmor dengan penumpang perempuan di bonceng mengangkang atau duduk menyamping,” ujarnya.
Penerapan perempuan dilarang berboncengan di sepeda motor dengan duduk mengangkang, ternyata masih mendapat kelonggaran alias perlakuan istimewa. Suaidi Yahya mengatakan, aturan dikecualikan bila yang dibonceng perempuan sedang sakiy. “Kalau tiba-tiba ada anak yang sakit dan hendak dibawa ke rumah sakit . Ya, wajar saja,” pungkasnya. (ung)
LHOKSEUMAWE- Penerapan larangan perempuan mengangkang saat dibonceng sepeda motor (sepmor) tampaknya tidak main-main. Tak hanya bagi warga biasa,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kunker ke Riau, Menteri Hanif Faisol Tutup TPA Liar di Kampar
- 209 Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Kadupandak Dievakuasi
- Ombudsman Minta Polda Sumbar Ungkap Motif Kasus Polisi Tembak Polisi Secara Transparan
- Lulus SKD, 163 Pelamar CPNS Batam Lanjut ke Tahap SKB
- Puluhan Ribu Masyarakat Pekanbaru Penuhi Kampanye Akbar Agung-Markarius
- Banjir Merendam 2.014 Rumah di Kabupaten Bandung, 12.250 KK Terdampak