Wamen LHK Resmikan Sekolah Sampah Nusantara

Alue menekankan persoalan sampah harus menjadi perhatian utama. Dalam penanganan persoalan sampah juga perlu melibatkan seluruh komponen masyarakat.
Pemerintah pusat dan daerah tentu tidak bisa bekerja sendiri, karena sampah berada dan bersumber dari segala tempat terutama rumah tangga, industri, pasar-pasar dan dari berbagai aktivitas manusia lainnya.
Alue menyatakan hal ini menjadi persoalan yang sangat serius dengan multidimensi, forward and backward linkage yang ada, sehingga pelibatan seluruh komponen masyarakat menjadi penting.
Menurutnya, resonansi kepedulian persoalan sampah secara terus menerus, sungguh-sungguh diperlukan.
“Kita juga tahu bahwa persoalan sampah makin kompleks dan dengan magnitude yang makin besar, serta pekerjaan penanganannya yang makin berat,“ paparnya.
Pada 2019, KLHK mencatat jumlah timbulan sampah sebesar 67,8 juta ton per tahun.
Terdiri dari sampah organik dengan persentase 57 persen, plastik 15 persen, kertas 11 persen, dan lainnya 17 persen.
Alue mengatakan, hal ini akan terus bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk dan perubahan gaya hidup dengan kesejahteraan masyarakat yang makin meningkat.
Peluncuran program ini juga menjadi rangkaian dari peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2021 dan merupakan tonggak sejarah baru dalam pengelolaan sampah di Indonesia.
- Menteri LH Akan Gugat Produsen Penyumbang Sampah Plastik
- Chandra Asri Group Perluas Implementasi Ekonomi Sirkular dengan Pengumpulan Jelantah
- Pramono Mengaku Hampir 10 Tahun Usahakan Aturan Tipping Fee Pengelolaan Sampah
- Pemerintah Menegaskan Tata Kelola Daur Ulang Limbah Baterai EV Sangat Penting
- Kementerian LH Terapkan Program Terpadu Pengelolaan Sampah dari Hulu ke Hilir
- Penghentian TPA Open Dumping Buka Peluang Ekonomi bagi UMKM-Startup