Wamenag Sebut Masih Banyak Ustaz dan Mubalig yang Merasa Paling Benar
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi mengungkapkan masih banyak ustaz dan mubalig seringkali membesar-besarkan masalah khilafiyah, sehingga menimbulkan gesekan di masyarakat.
Akibatnya, sebagian masyarakat mengambil tindakan penolakan terhadap ustaz atau mubalig bersangkutan.
"Jadi penolakan atau pelarangan itu terjadi bukan dilakukan oleh pemerintah tetapi dari masyarakat sendiri," kata Zainut dalam pesan tertulisnya, Selasa (13/4).
Dia menambahkan ulah ustaz yang terlalu mengeksploitasi khilafiyah, merasa dirinya paling benar dan yang lain dianggap salah atau bid'ah membuat masyarakat marah.
Atas dasar itu, Kemenag memanfaatkan momentum Ramadan 1442 H/2021 M, mengajak para tokoh agama, pimpinan ormas Islam, khususnya MUI agar bisa menjembatani perbedaan, merumuskan etika ukhuwah dan etika dakwah sehingga bisa dijadikan pedoman.
"Kami berharap MUI bisa berperan penuh," imbuh Zainut.
Dia sebelumnya memberikan klarifikasi soal polemik daftar penceramah kegiatan pengajian Ramadan 1442 H yang menjadi keputusan direksi PT Pelni.
Menurut Zainut, pemerintah tidak pernah melarang ustaz, mubalig atau tokoh agama dalam melaksanakan tugas dakwah.
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi mengungkapkan masih banyak ustaz dan mubalig seringkali membesar-besarkan masalah khilafiyah
- Kemenag Kembali Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik, Tertinggi
- Kementerian Agama Meraih Predikat Sangat Baik IPPN 2024
- Honorer Tua Ikut Seleksi Kompetensi Teknis Tambahan PPPK 2024, Semoga Lulus Semua
- Guru Agama Bingung, Kemenag & Kemendikdasmen Lepas Tangan soal Tunjangan Sertifikasi
- Menko Pratikno Ingatkan Kasus Remaja di Solo yang Belajar Merakit Bom dari Internet
- Dompet Dhuafa Pastikan Pengelolaan Dana Transparan dan Diawasi Kemenag