Wamendag Soroti Diskriminasi Uni Eropa terhadap Sawit Indonesia di Forum WTO
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga memimpin delegasi Indonesia dalam konsultasi gugatan diskriminasi produk sawit Indonesia oleh Uni Eropa di World Trade Organization (WTO).
Pasalnya, produk kelapa sawit Indonesia mendapatkan hambatan di pasar Uni Eropa karena dianggap tidak ramah lingkungan.
Padahal, Indonesia sudah mempunyai kerangka sistematis untuk menuju industri sawit yang ramah lingkungan melalui implementasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO).
"Indonesia jelas punya komitmen terhadap lingkungan, jadi Uni Eropa tidak perlu menghambat produk sawit Indonesia dan mendukung implementasi ini agar pelaksanaannya efektif," kata Jerry.
"Pesan kami hari ini jelas pada Uni Eropa. Mereka harus konsisten pada prinsip perdagangan internasional. Diskriminasi terhadap produk sawit Indonesia jelas melanggar prinsip-prinsip perdagangan yang telah diatur oleh WTO," tegas Jerry dalam siaran persnya, Jumat (21/2).
Konsultasi ini sambung Jerry, merupakan langkah pertama dalam proses penyelesaian sengketa perdagangan di WTO.
Sebelumnya, Indonesia memang mengajukan gugatan atas diskriminasi yang terus dilakukan Uni Eropa terhadap produk kelapa sawit.
Menurut Jerry, baik Indonesia dan Uni Eropa telah menyampaikan pandangan masing-masing dalam konsultasi yang berlangsung dinamis.
Produk kelapa sawit Indonesia mendapatkan hambatan di pasar Uni Eropa karena dianggap tidak ramah lingkungan.
- Pelaku Usaha Harapkan Prabowo Bentuk Badan Otoritas Sawit
- Bea Cukai Optimalkan CEISA 4.0 untuk Dukung Peningkatan Ekspor Kelapa Sawit
- Bea Cukai Dukung Peningkatan Ekspor Industri Kelapa Sawit
- Kelapa Sawit untuk Pembangunan Berkelanjutan
- TSIT dan Apkasindo Memperkenalkan Teknologi Drone Pertanian Canggih di IPOC 2024
- Menko Airlangga Dorong Industri Kelapa Sawit yang Berkelanjutan, Efisien & Kompetitif