Wanita Berpeluang Jadi PM Jepang
Kamis, 04 September 2008 – 09:10 WIB
TOKYO – Kursi perdana menteri Jepang yang kosong pasca pengunduran diri Yasuo Fukuda memunculkan kemungkinan tercetaknya sejarah baru bagi Jepang. Hal itu disebabkan dengan majunya mantan Menteri Pertahanan Yuriko Koike dalam pemilihan untuk bersaing bersama mantan Menteri Luar Negeri Taro Aso. Majunya Koike membuka kemungkinan terpilihnya dirinya sebagai perdana menteri wanita pertama di Jepang. Tapi, tentu bukan hal mudah baginya karena dia harus bersaing ketat dengan Aso yang dijagokan kalangan konservatif. ’’Saya lebih memilih untuk mempertimbangkan apa yang secara umum kita perlukan dari pada menilai situasi individu saya,’’ kata Koike saat ditanya tentang pencalonan yang dilakukannya. Lagi pula, imbuhnya, ’’Saya sudah berhubungan dengan banyak orang sejak kalian semua bahkan belum bisa bermain baseball sendiri.’’ Sedianya, pemilihan perdana menteri akan diadakan 22 September. Dan sejak awal, Aso adalah calon kuat yang digadang-gadang menggantikan Fukuda. Aso sendiri sebenarnya telah tiga kali maju dalam pemilihan perdana menteri. Tapi, Sekjen LDP yang juga penyuka komik itu belum pernah berhasil. Tapi, sebelum itu, harus dihelat pemilihan ketua LDP dulu.
Sosok Koike sudah tidak asing bagi publik Negeri Matahari Terbit sejak dia menjadi pembaca berita (anchorwowan). Selain itu, dia juga dikenal sebagai ahli Timur Tengah yang fasih bercakap dalam Bahasa Inggris maupun Arab. Dia juga mempunyai hubungan yang manis dengan mantan PM yang juga reformis Junichiro Koizumi, yang populer sebagai perdana menteri dan sukses merampungkan masa jabatannya pada 2001-2006. Sebelumnya, wanita 56 tahun itu juga pernah menjadi menteri pertahanan dan menteri lingkungan.
Baca Juga:
Dukungan terhadap Koike diberikan oleh Hidenao Nakagawa, mantan Sekjen Liberal Democratic Party (LDP). ’’Kita harus memilih calon yang reformis,’’ kata Nakagawa setelah bertemu Koike.
Seperti diberitakan, Senin (1/9) malam, Fukuda mengumumkan pengunduran dirinya secara tiba-tiba. Dalam dua bulan sebelum mundur, dukungan terhadap Fukuda terus berkurang. Apalagi, banyak agenda yang diajukan pemerintahannya tidak pernah ditanggapi Parlemen. Belum lagi, perekonomian Jepang terus mengalami resesi.
Baca Juga:
’’Calon kuatnya adalah Aso. Itu pasti. Tapi, bagi LDP, Koike layaknya sebuah pertaruhan,’’ kata Hidekazu Kawai, profesor kehormatan Gakushuin University, Tokyo.
TOKYO – Kursi perdana menteri Jepang yang kosong pasca pengunduran diri Yasuo Fukuda memunculkan kemungkinan tercetaknya sejarah baru bagi
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer