Wanita Danantara

Oleh: Dahlan Iskan

Wanita Danantara
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Dia pun kembali ke toko tempat cara lamanya menabung. Di toko itulah dia kulakan sembako. Lalu ke pasar kulakan sayur.

Baca Juga:

Sembako dan sayur diangkut dengan sepeda motor. Dikelilingkan ke desa-desa sekitar.

Setiap kali ambil sembako dia menitipkan uang Rp 50.000 ke pemilik toko. Dia catat di buku notes. Si pemilik toko tanda tangan bahwa hari itu dia terima uang Rp 50.000 dari dia.

Buku notes itu berisi 30 baris ke bawah. Satu halaman cukup untuk mencatat tabungan sebulan. Setahun 12 halaman.

Buku itu, setelah ditandatangani pemilik toko dia bawa pulang. Disimpan di tas.

Bulan Ramadan kali ini hasil tabungannya Rp 12 juta. Banyak juga. Rata-rata sekitar itu setahun.

Sudah lebih 10 tahun kebiasaan itu dia lakukan. Juga dilakukan beberapa wanita pedagang keliling seperti dia.

Tahun ini THR itu dia wujudkan sembako: gula, minyak goreng, mie instan. Tahun lalu berupa alat dapur. Pernah dalam bentuk baju atau kaus, tetapi dia kapok. Dianggap lebih jelek daripada baju milik yang diberi THR.

Dia bukan bos. Kalaupun bisa disebut begitu dia itu bos kecil. Kecil sekali. Tetapi menghadapi Lebaran seperti ini dia mikir THR. Untuk orang lain.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News