Wanita Global

Oleh: Dahlan Iskan

Wanita Global
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Cita-cita Maya: pabrik tempenya itu akan menggunakan artificial intelligent (AI). Maya memang ambil computer science saat kuliah di Purdue University, Indiana.

Sang suami orang pedalaman Indiana. "Petani," kata Maya yang selalu merasa sebagai orang Bogor. Bapaknya Sunda, ibunya Sangihe.

Sang ayah pernah jadi kapolres Bogor. Sawah milik sang suami biasa-biasa saja luasnya: hampir 1.000 hektare.

Maya mendapat penghargaan dari Pemda setempat. Pabrik tempenya dianggap bisa menaikkan nilai tambah produk kedelai lokal.

Di kampung suaminya itu mayoritas petani menanam kedelai. Nilai kedelai pasti naik kalau bisa jadi tempe. Maya pun dapat dana untuk pengembangan tempe.

Maya juga sudah mematenkan proses pembuatan tempe di Amerika. Termasuk teknik memproses air kran agar memenuhi syarat sebagai air yang bisa dipakai untuk membuat tempe.

Sang suami menanam kedelai, Maya hilirisasi kedelai. "Tempe bisa untuk toping mie goreng Indomie," ujar Maya.

Itulah salah satu menu yang laris di resto "Mayasari" di Indiana.

Kesan saya: betapa mudah cari pekerjaan di Amerika. Betapa ringan untuk memutuskan pindah kerja. Tidak ada perasaan khawatir apakah akan bisa dapat pekerjaan...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News