Wanita Ini Pemimpin Termuda dalam Sejarah Selandia Baru
jpnn.com, WELLINGTON - Berkat Winston Peters, ketua Partai NZ First, hung parliament Selandia Baru berakhir. Kemarin, Kamis (19/10), melalui siaran langsung televisi, dia menyatakan dukungannya kepada Partai Buruh yang berada pada urutan kedua dalam pemilu September.
Keputusan Peters itu jelas membuat Perdana Menteri (PM) Bill English yang partainya, Partai Nasional, memenangi pemilu merengut.
Dalam situasi hung parliament, partai pemenang pemilu tidak memiliki cukup kursi untuk membentuk pemerintahan dan belum menemukan partai lain untuk koalisi. Partai Nasional memiliki 56 di antara total 120 kursi di parlemen.
Sementara itu, Partai Buruh punya 46 kursi. Meski sudah mendapat dukungan dari Partai Hijau yang punya 8 kursi, suara gabungan mereka belum melampaui suara Partai Nasional.
Yang jadi penentu adalah partai NZ First yang memiliki 9 kursi. Namun, ada 1 kursi dari Partai ACT yang belum menentukan pilihan gabung koalisi atau tidak.
Nah, dengan adanya dukungan dari Partai NZ First, Partai Buruh langsung memiliki cukup suara untuk membentuk pemerintahan karena jumlah suara mereka di parlemen melebihi 50 persen. Spekulasi politik di Negeri Kiwi itu pun otomatis terhenti.
Kini sorotan tertuju kepada Jacinda Ardern, ketua Buruh. Sebab, koalisi Buruh-NZ First akan melahirkan PM perempuan termuda sepanjang sejarah Selandia Baru.
”Ini benar-benar kehormatan bagi saya,” ungkap perempuan 37 tahun tersebut dalam jumpa pers kemarin.
Jacinda Ardern mencatat sejarah dengan menduduki kursi perdana menteri Selandia Baru
- Pelacakan Elang, Kunci Kelanjutan Perundingan Pembebasan Pilot Selandia Baru
- Selandia Baru Bantu Indonesia Mempercepat Peningkatan Kapasitas Panas Bumi
- Kecelakaan di Lombok Tengah, Turis Asal Selandia Baru Tewas
- Detik-Detik KKB Tembak Mati Pilot, Jasad Dibawa ke Helikopter Lalu Dibakar, Sadis
- Selandia Baru Sukses Mempercepat Penurunan Prevalensi Merokok, Negara Lain Bisa Menirunya
- Perdagangan Indonesia-Selandia Baru, Kemendag Bidik Kerja Sama Impor Sapi