Wanita Tanpa Busana ke Bandara Itu Merasa Dirinya Kotor
Kemudian adanya penurunan kemampuan mental yang menjadikan arus pikiran Dona terputus atau mengalami sisipan yang mengakibatkan inkohernsi atau pembicaraan yang tidak relevan.
Seperti pada saat menjawab pertanyaan dengan baik-baik dan lancar, walaupun isi pembicaraan terkadang menyimpang dari topik pembicaraan (inkoheren).
Trauma kekerasan fisik dan atau mental-mental yang dialami Dona dengan kurun waktu lebih dari enam bulan lebih. Dona merasa hidupnya dalam keadaan kecemasan yang tinggi. Sehingga dia merasa penuh dengan tantangan dalam kehidupannya yang berakibatkan mudah terpengaruh oleh situasi sesaat. Bahkan bertindak tanpa memperhitungkan akibat dari perbuatannya.
Kemudian Dona merasa bersalah yang mendalam (guilty feeling) akan pekerjaan yang sedang dia laksanakan.
Ia ingin mengakhiri pekerjaannya yang membuat dia merasa dirinya kotor, tidak berguna, sehingga ingin mengakhiri kehidupannya.
“Kesimpulan akhir berdasarkan hasil observasi dan psikotes proyeksi uji mentalis, Dona terindikasi mengalami gangguan jiwa skizoafektif tipe depresif. Yaitu suatu diagnosa gangguan kejiwaan yang termasuk diagnosa sakit jiwa (psikosa/gila),” jelas Andi Yul.
Jika Dona tidak dinyatakan gila, kepolisian sudah menyiapkan pasal 281 tentang Kejahatan Kesusilaaan untuk menjeratnya.
Masih ingat kehebohan di Bandara Internasional Supadio, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Minggu (15/1) siang?
- Menjelang Lebaran, 3 Maskapai Tambah Penerbangan dari Bandara Supadio
- Misteri Kematian Wanita Tanpa Busana di Kupang, Polisi Ungkap Fakta Ini
- Heboh Anak Pejabat di Jambi Kecelakaan Seusai Digerebek saat Pacaran, Bu Retno Berkata Begini
- Cuaca Ekstrem, Kanopi Bandara Supadio Roboh
- Mayat Wanita Tanpa Busana Ditemukan di Kali Cikeas Bekasi, Begini Ciri-cirinya
- Penampakan Wanita yang Bikin Konten Tanpa Busana, Pengakuannya soal Uang, Wouw