Wapres Ma'ruf Amin Angkat Suara Soal Kasus Penganiayaan di Gontor, Adem
jpnn.com, PALEMBANG - Kasus penganiayaan oleh santri Ponpes Modern Darussalam Gontor Ponorogo, Jawa Timur, memicu Wakil Presiden Ma'ruf Amin angkat suara.
Dia meminta masyarakat tidak menjelekkan pesantren sebagai lembaga pendidikan berbasis agama Islam.
"Kejadian ini diharapkan tidak kemudian mendiskreditkan pesantren. Dahulu, ini (penganiayaan) tidak ada," ucap Ma’ruf Amin di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu.
Ma'ruf Amin mengatakan pondok pesantren sejatinya merupakan lembaga pendidikan yang mendidik para santri menjadi manusia berakhlak mulia dengan cara memberikan ilmu pengetahuan agama Islam.
Namun, belakangan ada kejadian yang membuat pemerintah memberikan atensi khusus terhadap pesantren.
"Memang ini jadi perhatian kita semua kenapa ini terjadi. Mestinya, akhlak dibangun untuk menghormati satu sama lain, menghargai, dan mencintai," dia menambahkan.
Wapres Ma'ruf Amin mempersilakan pihak keluarga mengambil langkah hukum jika menginginkan peristiwa itu diproses secara hukum.
"Saya kira, jika memang dari pihak keluarga ingin diproses, segera diproses (laporan ke kepolisian)," ucap dia.
Kasus penganiayaan oleh santri Ponpes Modern Darussalam Gontor Ponorogo, Jawa Timur, memicu Wakil Presiden Ma'ruf Amin angkat suara.
- KTT Asia Timur Tegaskan Komitmen Jaga Perdamaian, Stabilitas, dan Kemakmuran Kawasan
- Indonesia Ajak PBB Perkuat Kerja Sama dengan ASEAN melalui Perwakilan di Jakarta
- Wapres Ma'ruf Minta DK PBB Sikapi Serangan Israel ke UNIFIL
- Indonesia Sampaikan Capaian Penting dalam KTT ke-4 ASEAN–Australia, Silakan Disimak
- Wapres Ma'ruf Amin Tekankan Penguatan Kerja Sama Ekonomi Hijau-UMKM di KTT ASEAN-RRT
- Hadiri Sidang Pleno KTT ASEAN di Laos, Wapres Ma’ruf Amin Sampaikan 3 Hal Penting Ini