Wapres ; Waspadai Gejala Radikalisme
Minggu, 17 Oktober 2010 – 06:06 WIB
JAKARTA - Wakil Presiden Boediono memandang radikalisme sebagai sebuah ancaman riil yang bisa menceraiberaikan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Menurut Boediono, gejala radikalisme sangat berbahaya jika terus meluas. Sehingga, harus terus dicegah dan dilawan sekuat tenaga.
"Sekali kita membiarkan radikalisme mengambil alih alur pemikiran kita, maka ia akan mengarahkan kita pada kehancuran," kata Boediono saat membuka Global Peace Leadership Conference 2010 di Hotel Gran Melia, Jakarta, Sabtu (16/10).
Baca Juga:
Konferensi yang dihadiri 300 peserta dari sejumlah negara tersebut difasilitasi oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Boediono berpandangan, kaum radikal biasanya vokal. Padahal, jumlah kaum radikal hanya sedikit. "Suaranya yang keras seolah menenggelamkan kelompok mayoritas di masyarakat yang cenderung diam," kata pria kelahiran Blitar, 25 Februari 1943 itu.
Mantan Menko Perekonomian itu meminta kelompok silent majority berteriak lantang menolak radikalisme. "Silent majority memang ciri umum sebuah masyarakat madani. Tapi, pada saat-saat tertentu, kelompok silent majority juga harus berani bersuara," kata Boediono.
JAKARTA - Wakil Presiden Boediono memandang radikalisme sebagai sebuah ancaman riil yang bisa menceraiberaikan sendi-sendi kehidupan masyarakat.
BERITA TERKAIT
- 410 Personel Brimob Terima Satya Lencana Dharma Nugraha, Penghargaan Apakah Itu?
- Ada Kontroversi di Kasus Polisi Tembak Siswa SMK, Komnas HAM Angkat Bicara
- IMDE Gelar Kuliah Umum Bertema Tips dan Trik Wawancara Tokoh
- KPK Lanjutkan Penyidikan Kepada Karna Suswandi
- Kementerian LH Tutup Pembuangan Sampah Ilegal di Bekasi
- LBH Semarang Sebut Penembakan Sewenang-wenang oleh Polisi Tidak Bisa Dibenarkan apa pun Alasannya