Wardah Ibni Putri
Oleh Dahlan Iskan
Ada koreksi lainnya: ternyata merek Putri masih dipertahankan. Bukan diganti Wardah.
Ini juga agak tidak biasa. Untuk apa mempertahankan merek Putri? Yang setelah ada Wardah seperti tidak berarti?
“Karena belum ada yang ngurus saja pak,” katanya. “Kalau sudah ditemukan SDM yang tepat akan bisa besar,” kata Bu Nurhayati.
Wow!
Biasanya pengusaha memang tidak sepenuhnya rasional. Suka mempertahankan merk lama sebagai kenangan. Atau jimat. Atau romantisme: sekecil apa pun Putri. Tidak akan ada Wardah kalau tidak dimulai dari Putri.
Tapi Putri ternyata masih tetap akan jadi andalan. Akan dikembangkan lagi.
Itulah kreasi pertama Bu Nurhayati. Yang hanya dimaksudkan untuk memasok salon-salon kecantikan. Seperti Wella. Tempat pertamanya bekerja dulu.
Lalu Putri sempat agak berkembang. Setelah memproduksi obat keriting rambut. Dan creambath. Yang hanya dipasarkan ke salon.