Warga Afghanistan Saat Ini Paling Terancam
Jumat, 28 Agustus 2009 – 07:22 WIB
LONDON - Lembaga Amnesty International, Kamis (27/8) waktu setempat, menyampaikan bahwa warga sipil di Afghanistan saat ini berada dalam kondisi paling terancam, terhitung sejak momen digulingkannya kekuasaan Taliban pada tahun 2001 lalu. Organisasi HAM dunia yang berbasis di London itu antara lain mengemukakan pengeboman dua hari lalu di Kandahar yang menewaskan 43 orang, sebagai pendukung analisanya tersebut. "Kelompok-kelompok anti-pemerintah, termasuk kaum Taliban, telah menunjukkan upaya sistematis dalam mengancam keamanan warga sipil, dengan sengaja menargetkan orang-orang yang ingin menentukan masa depannya lewat surat suara dan bukannya peluru," tambah Zarifi.
Bukan itu saja, aksi terakhir pengambilalihan sebuah klinik di Sar Hawza, Provinsi Paktika, daerah perbatasan dengan Pakistan yang juga dikenal paling rawan dengan kekacauan yang melibatkan Taliban, makin memperkuat perkiraan mereka. Pihak Amnesty International juga memandang bahwa intensitas ketegangan memuncak belakangan terutama menjelang dan pasca pemilihan presiden Afghanistan bulan ini - yang prosesnya masih belum selesai.
"Dengan hasil pemungutan suara yang masih tak begitu jelas, bahaya dan ketidakamanan yang mengancam jutaan warga Afghanistan terus berlanjut, bahkan menjadi beresiko lebih tinggi daripada sebelunya," ungkap Sam Zarifi, Direktur Amnesty International untuk Asia-Pasifik, seperti dikutip AFP.
Baca Juga:
LONDON - Lembaga Amnesty International, Kamis (27/8) waktu setempat, menyampaikan bahwa warga sipil di Afghanistan saat ini berada dalam kondisi
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer