Warga Asing Temukan Surga, Warga Lokal Masih Menderita
Rabu, 02 September 2009 – 11:48 WIB
Besarnya anggaran belanja negara itu, rupanya, belum sampai menyentuh kebutuhan rakyat paling bawah. Mereka tertegun saja melihat fasilitas wah yang diperoleh pejabat negara saat ini. Lebih-lebih tingkah laku personel UNMIT dan tentara Australia yang menemukan "surganya" saat bertugas di Timor Leste.
Fasilitas kendaraan mewah dan tempat tinggal nyaman sudah pasti diperoleh. Berakhir pekan di Pulau Dewata, Bali atau Darwin. Jumat berangkat Minggu kembali. Hanya butuh waktu 1 jam 45 menit bila terbang dari Dili menuju Bandara Ngurah Rai, Denpasar. "Misi PBB paling aman, ya di Timor Leste ini. Makanya personelnya bisa weekend ke Bali. Bila Jumat, naik pesawat keluar Dili bisa tidak mendapat tempat," kelakar Miquel dos Santos, 42, yang sehari-hari berdagang barang-barang kelontong.
Tubuh pemerintahan Timor Leste saat ini juga disibukkan dengan intrik untuk merebut pengaruh rakyat. Pemerintahan koalisi lima partai, yakni CNRT, ASDT, PD, PSD, dan Undertim, harus menghadapi gempuran kritik dari Partai Fretilin, KOTA, dan PPT yang beroposisi.
Meski hanya memiliki 21 kursi di parlemen, partai-partai ini terus mengkritik setiap kebijakan pemerintah. Isu korupsi, nepotisme, dan perselingkuhan kerap dikedepankan untuk menggoyang pemerintahan Aliansi Mayoritas Partai (AMP) pimpinan PM Xanana Gusmao, ketua partai CNRT. Fretilin dengan mudah melancarkan kritik karena pemimpin partai itu, Mari Alkatiri dan Lu Olo, adalah mantan pemimpin negara itu di awal kemerdekaan. Kini keduanya hanya duduk sebagai anggota parlemen.
Mantan Menteri Ekonomi dan Pembangunan Abel da Costa Ximenes menilai, salah satu hambatan pembangunan adalah sistem multipartai. Tokoh potensial terbagi di 20-an parpol. Akibatnya, yang bekerja sedikit."80 persen kebutuhan hidup dalam negeri masih bergantung pada impor. Produksi dalam negeri tidak meningkat, pengangguran bertambah, daya beli masyarakat kecil. Sektor swasta belum mandiri, masih bergantung pada proyek pemerintah," jelas Abel.
Anggaran pembangunan di Timor Leste bakal terus bertambah setiap tahun. Sayang, 10 tahun terakhir, hasil pembangunan belum banyak menyentuh
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408