Warga Australia Mengklaim yang Aneh-aneh Selama Musim Pengembalian Pajak
Klaim dari pengeluaran "lain-lain" juga mengalami peningkatan sebesar 13 persen, dari 1,74 miliar dolar pada 2015 menjadi 1,97 miliar dolar pada 2017.
Klaim-klaim seperti itulah, menurut Foat, yang akan membebani APBN Australia dan berpengaruh pada anggaran untuk layanan masyarakat.
Dikatakan, klaim tidak sah telah menyebabkan adanya kesenjangan pajak sebear 8,7 miliar dolar (Rp 87 triliun) dalam kategori pembayar pajak individu yang bukan pengusaha.
Kesenjangan dimaksud yaitu perkiraan perbedaan total pajak yang seharusnya diterima ATO dari kelompok tersebut jika setiap wajib pajak mematuhi hukum.
"Jika orang melakukan klaim berlebihan, biar cuma sedikit, ATO tidak akan menutup mata untuk itu," tegas Foat.
Dia menjelaskan, jika pembayar pajak mengajukan klaim keliru tanpa kesengajaan, maka ATO akan menolak klaim tersebut.
"Tapi bila orang dengan sengaja mengajukan tax return yang tidak jujur, terutama dalam jumlah besar, kami bukan hanya menolak tapi mungkin akan menjatuhkan denda," katanya.
Jumlah denda untuk klaim palsu tax return bervariasi antara 25 persen hingga 75 persen.
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter
- Prabowo Targetkan Indonesia Swasembada Pangan, Bagaimana Reaksi Australia?
- Dunia Hari Ini: Calon Pengganti Pemimpin Hizbullah Tewas Dibunuh
- Dunia Hari Ini: Respon Inggris Setelah Senator Aborigin Sebut Charles 'Bukan Raja Kami'