Warga Banyuwangi Lahirkan Bayi Kembar Tiga, Dua Siam
Bingung karena Tak Punya Biaya Operasi Pemisahan
Minggu, 03 Februari 2013 – 02:44 WIB
Sementara itu, Tim Pusat Penanganan Bayi Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD dr Soetomo mulai menangani bayi kembar siam asal Banyuwangi tersebut. "Kami belum bisa membawa kembar siam itu ke Surabaya karena kondisinya belum stabil. Kalau dipaksa, risikonya bisa meninggal di jalan," kata Ketua Tim PPKST RSUD dr Soetomo, dr Agus Harianto SpA(K).
Agus menjelaskan, bayi kembar tiga tersebut dipantau tim dokter RSUD dr Soetomo sejak sebelum dilahirkan. Kebetulan dokter spesialis kandungannya bisa mendeteksi adanya bayi kembar siam ketika usia janin masih muda. Setelah itu, pemeriksaan kandungan dilakukan di RSUD dr Soetomo. Harapannya, bayi bisa dilahirkan di rumah sakit milik Pemprov Jatim tersebut dan langsung ditangani.
Tiga hari sebelum melahirkan, sang ibu memeriksakan diri ke RSUD dr Soetomo. Namun, karena bayi belum mungkin untuk dilahirkan, yang bersangkutan diminta kembali periksa bulan depan. Tiga hari setelah pemeriksaan itu, tiba-tiba ketuban sang ibu pecah. Terpaksa, dilakukanlah operasi Caesar di RS Al-Huda, Banyuwangi. "Saat itu, usia kandungan baru 31 minggu. Normalnya, bayi dilahirkan pada usia 38"40 minggu," terang Agus.
Tim PPKST sudah melakukan koordinasi internal dan berkomunikasi dengan dokter yang menangani kembar siam tersebut. Informasi sementara yang diterima tim RSUD dr Soetomo, prognosis atau kondisi bayi kurang bagus. Bahkan, bisa masuk dalam kategori nonseparatable dan nonsurvival.
Bayi kembar tiga lahir itu sudah biasa. Tapi, bila dua di antara tiga bayi itu dalam kondisi dempet (siam), itu termasuk langka. Apalagi, tiga bayi
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara