Warga Biarkan Anak Tidak Sekolah
jpnn.com, SURABAYA - Tiga warga Rusun Randu saat ini masih menunggu kejelasan nasib sekolah putra-putrinya di SDN Sidotopo Wetan IV.
Mereka memilih untuk tidak mendaftarkan putra-putrinya di sekolah swasta.
Mereka bertahan karena merasa ada ketidakadilan dan transparansi dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) SD negeri.
Holilah, salah satu orang tua siswa yang tertolak masuk SDN Sidotopo Wetan IV, mengaku belum mendaftarkan anaknya, Mochamad Iqbal Hidayat, ke sekolah lain.
Dia masih berharap anaknya itu diterima di SDN Sidotopo Wetan IV. Meski tahun pelajaran baru mulai berjalan, dia memilih bertahan. "Mau anaknya di situ," katanya.
Saat mendaftar ke SDN tersebut, Holilah cukup optimistis. Sebab, jarak rumahnya dengan sekolah sangat dekat.
Namun, dia terkejut saat nama anaknya tidak tercantum dalam pengumuman online.
"Di pengumuman tidak tercantum alamatnya. Yang ada nama dan tanggal lahir. Tapi, nama anak saya tidak ada," ujarnya.
Warga berharap instansi terkait bisa lebih transparan dalam proses penerimaan siswa baru PPDB.
- Penjelasan Disdik terkait Calon Siswa Gagal PPDB karena Usia 15 Tahun Lebih 15 Hari
- DPRD Persoalkan Sistem Zonasi PPDB 2019
- Tunggu Permendikbud PPDB 2019, Ada Perubahan Sistem Zonasi?
- Dispendik Tolong Terbuka Soal PPDB SMP
- Hari Pertama Sekolah, Siswa dan Orang Tua Kompak Unjuk Rasa
- Gaji Guru Swasta Kena Imbas Akibat Kurang Murid