Warga Bunyikan Vuvuzela di Depan Rumah Mandela
jpnn.com - JOHANNESBURG- Sebelum Piala Dunia 2010 digelar, jarang ada yang mengetahui Vuvuzela. Itu merupakan trompet khas Afrika Selatan. Dalam Piala Dunia 2010, Vuvuzela ditiup di stadion dengan sangat keras. Warga bersuka cita.
Tapi, Kamis (6/2) malam waktu setempat, tiupan itu mengalunkan nada duka. Tidak ada lagi tiupan suka cita seperti di Piala Dunia. Warga Afsel tengah berduka. Ya, mereka berkerumun di depan rumah Nelson Mandela yang baru saja meninggal dunia. Warga berkerumun menangisi kepergian pahlawan mereka.
Selain meniup Vuvuzela, ribuan warga ada yang masih mengenakan piyama. Sebagian lagi mengibar-kibarkan bendera Afsel. Beberapa warga menyalakan lilin, menabur bunga serta mengangkat foto Mandela.
“Ini adalah hal yang sangat tidak bisa dipercaya. Namun, di sisi lain, kami harus merelakan kepergiannya karena ini memang sudah waktunya. Kami harus menerimanya,” terang Susan Radebe, salah satu warga yang berkerumun di depan rumah Mandela seperti dilansir laman LA Times, Jumat (7/12).
Popie Malatse, seorang pebisnis wanita bahkan sampai membangunkan anaknya begitu mendengar kematian Mandela. Dalam budaya Afrika, sangat penting menyatu dengan keluarga yang baru saja ditinggal mati anggotanya.
“Ketika seseorang meninggal, Anda harus pergi dan menemani keluarga yang ditinggalkan. Kami merasa kami harus ada di sini. Itu menunjukkan bagaimana dekatnya Mandela dengan kami di negara ini. Dia seperti keluarga sendiri. Itulah kenapa kami menyampaikan kesedihan dan duka cita yang mendalam,” tegas Malatse. (jos/jpnn)
JOHANNESBURG- Sebelum Piala Dunia 2010 digelar, jarang ada yang mengetahui Vuvuzela. Itu merupakan trompet khas Afrika Selatan. Dalam Piala Dunia
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 9 Negara Bersatu Demi Mendukung Hak Palestina, Indonesia?
- Trump Tidak Bercanda soal Greenland, Simak Penegasan dari Menlu AS Ini
- Pesawat PSA Airlines dan Heli Militer Tabrakan di Udara, Donald Trump Murka
- Pengungsi Bikin Repot, Mesir Tolak Wacana Relokasi Warga Gaza
- Gerak Cepat, Malaysia & Jepang Berkolaborasi untuk Membangun Kembali Gaza
- Waka MPR Sebut Usulan Trump soal Relokasi Warga Gaza sebagai Upaya Pembersihan Etnis