Warga Cerita tentang Kelakuan Kelompok Kriminal Bersenjata

Salah satu korban atau warga tersebut adalah Budi, yang berasal dari Banyuwangi. Saat ditemui Radar Timika (Jawa Pos Group) di Sekretariat Kerukunan Keluarga Jawa Bersatu (KKJB) yang merupakan tempat mereka ditampung pada Sabtu (18/11) kemarin, lelaki paruh baya ini mengatakan, bahwa kehidupan selama dua minggu di daerah konflik tersebut sangatlah mencekam, terutama di malam hari.
Apalagi ketika para anggota KKB melakukan patroli, yang dibarengi dengan pemukulan ataupun penjarahan ke rumah-rumah penduduk.
"Mencekam Mas. Kalau pagi sih masih mending, tapi kalau malam enggak bisa tidur Mas. Takut," katanya.
Budi yang baru empat bulan berada di daerah Kimbeli tersebut cerita, selain melakukan patroli dengan senjata, KKB juga melakukan penjarahan harta milik warga yang notabene adalah para pendulang tersebut.
"Semua diambil Mas, mulai dari HP, uang, emas, terus dipukul juga Mas," ungkapnya.
Ditanya soal rencana ke depan, Budi mengatakan masih bingung. Saat ini istri dan kedua anaknya masih membutuhkan biaya untuk makan dan juga sekolah.
"Masih bingung Mas, anak saya itu dua. Yang satu SMP yang satu SMA, masih butuh biaya sekolah. Nek tidak kerja yah makan dari mana Mas? Dan baru kemarin saya bisa menghubungi mereka, karena Hp juga dirampas," ujarnya.
Ia ingin pulang saja dan mencari pekerjaan di tempat tinggalnya. Apakah akan kembali ke Mimika saat keadaan aman, Budi hanya bisa melempar senyum tanpa menjawab.
Mereka kini boleh merasa nyaman, sebab sudah terbebas dari ancaman dan intimidasi para anggota kelompok criminal bersenjata (KKB).
- 15 Jenazah Korban Pembantaian KKB Teridentifikasi, Ini Daftar Namanya
- Andreas: Kejahatan yang Dilakukan KKB tak Boleh Dibiarkan Terus Menerus Terjadi
- Tak Ada Luka Tembak di Jasad 11 Korban Pembantaian oleh KKB
- Polri Kerahkan Armada Udara untuk Cari Korban Pembantaian KKB di Yahukimo
- Polri Kerahkan Pesawat dan Helikopter Mencari Korban Pembantaian KKB
- 11 Korban KKB Telah Dievakuasi dalam Kondisi Tewas