Warga Demo Besar – besaran saat Tambang di Lereng Gunung Lawu dan Wilis Ditutup
Kondisi itu dapat meningkatkan air larian permukaan yang bisa saja mengakibatkan banjir di dataran lebih rendah atau hilir sungai.
”Alih fungsi lahan hutan dan resapan air akan mempercepat air meluncur ke bawah. Air yang ada di atas juga tidak bisa meresap dengan optimal ke dalam tanah,” ungkapnya saat dihubungi Jawa Pos.
Curah hujan yang tinggi karena anomali cuaca memang bisa saja diklaim sebagai penyebab utama banjir. ”Tapi, kita tetap harus menyiapkan langkah antisipasi,” tutur dia.
Salah satu langkah antisipasi itu ialah mengembalikan fungsi lereng gunung sebagai wilayah tangkapan air. Dan yang tidak kalah penting: menaturalisasi kolam air Cobor agar anak-anak dan remaja di Manden bisa kembali bersorak kegirangan mandi di sana setiap sore datang. (tyo/c9/git)
Eksplorasi lereng Gunung Lawu dan Wilis mengubah kondisi di wilayah itu, masyarakat jadi sensitif kalau tambang itu ditutup.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Pengamat: Masyarakat Nantikan Tata Kelola Tambang yang Berpihak, Bukan Janji Manis
- Ahli Sebut Penggunaan UU Tipikor di Kasus Pertambangan PT Timah Dipaksakan
- Sidang Korupsi Timah, Ahli Nyatakan Mustahil Reklamasi Pertambangan Sama Seperti Semula
- Beri Solusi Lifting Pertambangan, Sanggar Sarana Baja Pamerkan Mounted Crane PK 53002 SH
- Pemimpin Paling Berpihak ke Industri SKT, Khofifah Tuai Dukungan Ribuan Buruh Ngawi
- Pemimpin Amanah, Khofifah Tuai Dukungan Lanjut 2 Periode dari Sejumlah Pedagang Pasar Besar Ngawi