Warga Desa Ini 2 Persen Tunarungu-Wicara tapi Bebas Bercerita Apa Saja
Padahal, menurut sistem informasi bahasa isyarat (SIBI), itu disampaikan dengan menunjuk ke diri sendiri dengan menggunakan dua jari.
Isyarat jenis kelamin perempuan disampaikan dengan menarik telunjuk menggunakan jari tengah sehingga membentuk bulatan oval.
Sementara itu, pada SIBI, disampaikan dengan menjepit ujung bawah telinga menggunakan telunjuk dan jempol. Yang berarti melambangkan anting.
Ketika menceritakan aktivitas kesehariannya kepada Jawa Pos, Wayan Getar memberikan isyarat dua telunjuk di samping kepala. Maksudnya sapi.
Dan, tangan setengah mengepal di depan hidung sebagai isyarat babi. Mirip ketika dia menceritakan tentang gajah tadi. Didasarkan ciri-ciri fisik si binatang.
’’Saya memelihara sapi dan babi, juga bekerja sebagai tukang pipa,’’ ujarnya.
”Sebagai tukang pipa” itu dia bahasakan dengan kedua tangan bergulung-gulung. Lalu, menyatukan kedua kepalan tangan membentuk gerakan menyambung. Ditambah dengan tangan kanan membuat gerakan meliuk di depan dada.
Jawa Pos pun memperkenalkan diri dengan menyebut nama menggunakan bahasa isyarat SIBI. Tapi, generasi senior seperti Getar rupanya tidak memahami alfabet meski menggunakan bahasa isyarat.
Hampir semua penduduk bisa memahami bahasa isyarat yang dikembangkan sendiri oleh warga tunarungu-wicara di Bengkala Kecamatan Kubutambahan, Buleleng,
- Latih Karyawan Berbahasa Isyarat agar Mudahkan Komunikasi dengan Konsumen Rungu Wicara
- Pj Gubernur Sumsel Salurkan Bantuan Penyandang Tuna Rungu
- Komunitas Disabilitas Ajak Ganjar Pranowo Hadiri Temu Kangen Tuna Rungu Se-Jabodetabek
- Dubes Rosan Bangga, Mahasiswa Tunarungu Raih Gelar Master Bahasa Isyarat di Gallaudet
- Jadi Pembeli Pertama Karya Teman Tuna Rungu di Tasikmalaya, Sandiaga: Mereka Luar Biasa
- Menteri Risma Ungkap Ingin Perjuangkan Hak Penyandang Disabilitas