Warga di Kawasan Penjarahan Minyak di Sumsel yang Hidup di Antara Pencemaran dan Kecemasan
Mengungsi Seminggu setelah Pipa Depan Rumah Bocor
Jumat, 12 Oktober 2012 – 01:08 WIB
Namun, tak banyak keterangan yang bisa mereka berikan. "Polisi bilang mustahil jika kami tidak tahu. Kami mau diajak ke polda, tapi nggak jadi," ujar Yakub yang kebetulan ketua RT setempat.
Yakub mengatakan, bukannya dia tak bersedia membeberkan kesaksian kepada kepolisian. Tapi, dia memang tidak tahu detail prosesnya. Apalagi, kata dia, warga kadang diancam para pencuri. "Kadang warga diancam. Kami tidak tahu mereka dari mana," ujarnya.
Yakub dan istrinya juga tidak berani bertindak macam-macam. Apalagi, mereka hanya perantau yang baru pindah di daerah itu pada 2005. Mereka asli Jawa Timur dan memutuskan transmigrasi ke Sumatera pada 1985.
Saat itu mereka memutuskan pindah ke Karang Agung, Musi Banyuasin, dan berkebun. "Tapi, tidak berhasil," ungkap Siti.
Pencemaran akibat penjarahan minyak menyebabkan sumber air bersih sekaligus kesehatan warga terganggu. Mereka rata-rata tahu siapa pencurinya, tapi
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara