Warga di Kawasan Penjarahan Minyak di Sumsel yang Hidup di Antara Pencemaran dan Kecemasan

Mengungsi Seminggu setelah Pipa Depan Rumah Bocor

Warga di Kawasan Penjarahan Minyak di Sumsel yang Hidup di Antara Pencemaran dan Kecemasan
Sungai simpang tungkal yang tercemar minyak akibat Illegal Taping di desa Simpang Tungkal, Kabupaten Musi Banyuasin , Minggu (7/12/12). Sungai ini tercemar sejak maraknya illegal taping di desa tersebut. Foto : Fedrik Tarigan/Jawa Pos
Padahal, ulah para maling itu sudah sedemikian meresahkan. Mereka menyebabkan terjadinya dua titik kebocoran di pipa. Yang satu menyembur ke kebun karet dan satu lagi mengalir ke gorong-gorong menuju sungai. Buntutnya terjadi pencemaran warga tak bisa memanfaatkan air sungai dan sumur tadi.

Pipa pertamina itu bocor karena dilubangi menggunakan gergaji. PT Elnusa Jambi yang bertanggung jawab baru saja mengelasnya. Namun, bekas lubang masih terlihat.

"Waktu itu pencurinya sempat ketahuan. Tapi, mereka kabur dan mobilnya ditinggal," cerita Solikhah.

Sejak peristiwa itu, Solikhah dan suami mendapat pekerjaan untuk mengawasi pipa di sepanjang kampung itu oleh Elnusa. "Jaga semalam diberi Rp 65 ribu selama beberapa bulan," bebernya.

Pencemaran akibat penjarahan minyak menyebabkan sumber air bersih sekaligus kesehatan warga terganggu. Mereka rata-rata tahu siapa pencurinya, tapi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News