Warga di Sepanjang Selat Sunda Diminta Jauhi Wilayah Pantai

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia meminta warga yang tinggal di dekat Gunung Karkatau untuk menghindari daerah pantai sementara letusan dan cuaca serta kondisi laut tengah dipantau untuk mengetahui risiko tsunami.
Poin utama:
• Gelombang tinggi, hujan lebat, dan tanah longsor Gunung Krakatu bisa memicu tsunami lainnya• Setidaknya 429 orang tewas dan lebih dari 1.400 orang terluka setelah tsunami hari Sabtu (22/12/2018)
• Tsunami melanda tepat sebelum peringatan tsunami Asia 2004 yang menewaskan 230.000 orang
Tsunami yang terjadi setelah letusan Anak Krakatau melanda wilayah di sepanjang Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) malam, menewaskan lebih dari 420 orang dan menggusur ribuan orang.
Letusan itu diyakini telah menyebabkan tanah longsor di lereng gunung berapi tersebut, menggeser air yang kemudian menghantam pulau Jawa dan Sumatra.
BMKG meminta masyarakat untuk tinggal setidaknya 500 meter dari garis pantai Selat Sunda.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan bahwa pihaknya sedang memantau letusan Anak Krakatau dan bahwa gelombang tinggi dan hujan deras diperkirakan terjadi.
"Semua kondisi ini berpotensi menyebabkan tanah longsor di tebing kawah ke laut, dan kami khawatir hal itu bahkan bisa memicu tsunami," kata Dwikorita dalam konferensi pers.
Ia meminta masyarakat tetap waspada tetapi tidak panik.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya