Warga Dipukul Rotan Oleh Satpol PP DKI, Untung Ada TNI
jpnn.com - JAKARTA - Kepala Satpol PP DKI Jupan Royter mengaku akan mengundurkan diri dari posisinya saat ini. Itu diungkapkan apabila ada tindakan kekerasan yang dilakukan oleh anak buahnya pada saat penggusuran di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta.
Jupan menyampaikan hal itu saat menghadiri pertemuan antara Komisi A DPRD DKI Jakarta dengan perwakilan warga Pasar Ikan di ruang rapat Komisi A DPRD DKI, Jakarta, Jumat (15/4). Jupan menyatakan, dirinya ada di lokasi untuk mengontrol anak buahnya pada saat penggusuran.
Ia menyakini tidak ada petugas Satpol PP yang melakukan tindakan kekerasan kepada warga saat penggusuran. "Kalau memang terbukti anggota saya ada lakukan tindak pidana kriminal, saya siap mundur," kata Jupan.
Menurut Jupan, Satpol PP dalam bekerja berkewajiban menjunjung tinggi norma agama dan HAM. Dalam memimpin Satpol PP, ia ingin menciptakan budaya humanis.
"Enggak ada yang bawa senjata. Tidak ada yang pakai rotan dan pentungan," ujar Jupan.
Sementara itu, perwakilan warga Firman mengaku menjadi korban pemukulan Satpol PP pada saat penggusuran di Pasar Ikan. Tindakan serupa juga dialami temannya.
"Teman saya sudah ditangkap Satpol PP, dipukul dengan rotan, untung ada Bapak TNI. Saya enggak tahu kalau enggak ada Bapak TNI, bagaimana nasib saya dan teman saya kalau enggak ada Bapak TNI," tutur Firman.
Firman menjelaskan, ada orang yang ingin menyelamatkan ibunya. Namun, orang itu malah dipukul oleh Satpol PP dan polisi. "Dipukulnya dengan rotan, banyak luka dan diinjak-injak," ungkap Firman. (gil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS