Warga Griya Galeri Citayam Demo Developer Nakal

JAKARTA- Kemacetan sempat terjadi di jalan Ciputat Raya, tepat di depan ruko Ciputat Mas Plaza pada Selasa (26/1) siang. Penyebabnya, ada puluhan warga yang menggelar aksi damai.

Warga yang menumpahkan uneg-unegnya itu berasal dari perumahan Griya Galeri Citayam, Ragajaya. Meski sempat membuat jalanan macet, mereka akhirnya menepi untuk menemui developer, PT Guyup Rukun Mukti.

Beberapa orang warga terlihat berorasi meminta janji-janji developer dipenuhi. Koordinator aksi, Mudjiono, menjelaskan bahwa mereka tak berniat membuat jalanan macet. Tapi, karena sikap developer yang terus menghindar, mereka terpaksa melakukan aksi tutup jalan beberapa menit untuk menarik perhatian.

"Kami inginnya semua damai, tidak ada seperti ini. Tapi developer ini selalu ingkar janji. Mereka juga terus menghindar, sekarang kami kemari, para pengurus developernya menghilang semua, tidak mau menemui kami," tegasnya dengan nada tinggi.

Para warga yang demo itu sempat emosi dan nyaris bertindak anarkis dengan menyerang kantor. Tapi, melihat petinggi developer tak ada di kantor, dan ada perwakilan bagian keuangan, warga pun mengurungkan niat.

"Kalau tidak keluar, kami bisa bertindak kasar. Tapi setelah diperiksa, mereka petinggi developer memang lari, tidak berani menemui warga karena sudah ingkar janji," terangnya.

Emosi warga mereda setelah Rini, bagian keuangan PT Guyup Rukun Mukti, menelepon Hari Gunarto, Manajer Pemasaran untuk berbicara langsung dengan Mudjiono.

"Katanya minggu depan ada action. Tapi Sabtu mau nyuruh perwakilan dulu ke perumahan kami. Kami minta ada surat perjanjian, ada materai, jadi mereka tidak ingkar janji lagi," tegasnya. 

Melihat keluhan warga, Pengembang PT Guyup Rukun Mukti layak diduga sebagai pengembang nakal. Pasalnya, mereka tak memenuhi kewajiban untuk menyiapkan fasilitas umum perumahan. 

Mulai dari jalan yang becek dan tak diperbaiki secara layak, kemudian Saluran pembuangan air yang tidak dikerjakan dengan benar. Keluhan warga lainnya, proses pemecahan dan sertifikat tidak berjalan sesuai janji dan berbelit-belit. (dkk/jpnn)