Warga Indonesia di Australia Kangen Keluarga, Berharap Segera Ada Vaksin


Profesor Leask, yang telah mempelajari tren vaksin selama lebih dari dua dekade, mengatakan Australia dan dunia berada pada "waktu yang genting sekarang ini".
Seberapa aman vaksin COVID-19?
Bulan lalu, Perdana Menteri Australia, Scott Morrison terpaksa membalikkan pernyataannya yang mengatakan akan mewajibkan suntik vaksin virus korona, yang kemudian ditentang kelompok anti-vaksin.
Meskipun tidak ada jaminan vaksin COVID-19 akan berhasil, atau bahkan disetujui, para ahli telah meminta politisi dan pemerintah untuk tetap berpegang pada sains untuk memastikan agar proses vaksin bisa lancar.
"Secara ilmiah, untuk memperlambat virus ini dan menyebar ke seluruh populasi, kami membutuhkan kekebalan di kalangan warga sebanyak 60 persen," kata Tony Cunningham, pendiri Westmead Institute dan pakar vaksin .
"Penduduk harus diyakinkan akan keselamatan. Itu yang penting."

Profesor Cunningham, yang telah terlibat dalam penelitian vaksin selama hampir 40 tahun, mengatakan sebagian besar ketidakpastian berasal dari seberapa cepat uji coba keamanan dan kemanjuran vaksin yang sedang dilakukan.
Andrea Vincita sudah setahun tidak bertemu keluarganya di Indonesia yang sudah dia tinggalkan sejak 2013
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia