Warga Indonesia di Australia Serukan Kawal Demokrasi dan Putusan MK
"Pada tahun 2014 situasi politik saat itu mengharuskan saya memilih Jokowi, tapi setelah lima tahun berjalan, situasi semakin bobrok ... 2019 saya memilih abstain dan melawan di 'Gejayan Memanggil' ... dan hari ini tahun 2024 saya mengawal demokrasi."
"Di luar sana netizen bilang 'kalian dulu memilih Jokowi, kenapa sekarang kalian menye-menye kayak gini?' Justru itu tanggung jawab kami sebagai pemegang hak konstitusional yang sudah memilih dan bisa menagih janji," kata Pipin.
Pernyataan dari Canberra
Di Canberra, ibu kota Australia, mahasiswa Indonesia mengeluarkan pernyataan "Lawan Pembusukan Demokrasi!" akhir pekan kemarin, setelah menyaksikan terjadinya "pengkhianatan akan gagasan kemerdekaan Indonesia" yang dilakukan oleh penguasa.
Dio Ashar Wicaksono, salah satu mahasiswa Indonesia di Canberra, mengatakan salah satu tujuan mereka untuk belajar ke Australia adalah untuk memperbaiki Indonesia.
Tapi apa yang dilihat belakangan terakhir malah membuatnya "bingung" dengan ketidakjelasan hukum di Indonesia.
"Jadi kita ada kececewaan melihat situasi yang di Jakarta, makanya kita merasa sebagai orang yang dapat kesempatan untuk belajar di sini, kita juga harus merespon bahwa ini ada sesuatu yang enggak benar," ujar Dio kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.
"Ada sesuatu yang harus diperbaiki oleh pemerintah ataupun DPR."
Dio yang saat ini menjadi kandidat PhD dari School of Regulation and Global Governance di Australian National University (ANU) menegaskan jika pernyataan yang mereka buat bukan hanya soal Pilkada, tapi ingin memastikan jika Indonesia masih berjalan sesuai hukum.
Rakyat Indonesia rama-ramai melakukan sejumlah aksi mendukung keputusan Mahkamah Konstitusi, baik dengan aksi turun ke jalan maupun di jejaring sosial
- Dunia Hari Ini: Ledakan Massal 3.000 Penyeranta Hizbullah Tewaskan Sembilan Jiwa di Lebanon
- Dunia Hari Ini: Baku Tembak di Papua Menewaskan Puluhan Jiwa
- Bruce Christie dari Australia Raih Penghargaan karena Bantu Perkembangan Kriket di Indonesia
- Siswa Pendidikan Dokter Spesialis Dianggap 'Rentan' Dengan Ancaman Perundungan dan Senioritas
- Di Balik Gelombang Pembangunan Masif di Bali
- Dunia Hari Ini: Lagi-Lagi Donald Trump Jadi Sasaran Percobaan Pembunuhan?