Warga Indonesia di Australia Tak Sabar Kunjugi Keluarganya, Tetapi Masih Ada Ketidakpastian

Mereka yang berstatus warga negara dan penduduk tetap Australia, termasuk asal Indoensia, sudah diperbolehkan ke luar Australia. Tapi masih banyak yang ragu untuk melakukannya, terutama untuk mengunjungi tanah airnya.
Erna Sukardi, warga Melbourne asal Indonesia mengaku sudah rindu untuk bisa bertemu dengan keluarga besarnya di Tanah Air.
Tiket yang pernah dibelinya akan hangus di bulan Desember nanti, tapi ia merasa tidak akan menggunakannya.
Erna mengatakan tidak yakin dengan angka kasus resmi yang diumumkan Pemerintah Indonesia.
Ia juga khawatir situasi COVID-19 di Indonesia sebenarnya lebih buruk dari yang dilaporkan.
"Kami memang memiliki keluarga yang ingin kami kunjungi, tapi kami juga tidak ingin terkena virus," katanya.
Selasa kemarin Satuan Tugas COVID-19 mengumumkan waktu karantina bagi pelaku perjalanan internasional yang sudah divaksinasi dua dosis telah dipangkas menjadi tiga hari.
Sementara mereka yang baru menerima satu dosis vaksin tetap harus menjalani karantina selama lima hari setibanya di Indonesia.
Banyak warga asal Indonesia di Australia masih ragu untuk memesan tiket ke Tanah Air karena sejumlah alasan
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia