Warga Indonesia di Jepang yang Hindari Maut saat Tsunami

Nekat Bersepeda di Pantai untuk Mencari Istri

Warga Indonesia di Jepang yang Hindari Maut saat Tsunami
Masyarakat Jepang menyaksikan kerusakan akibat gempa dan tsunami. Foto : AFP
   

Tak lama kemudian, getaran berubah menjadi dahsyat. Sesuai dengan prosedur penanggulangan bencana, para pekerja harus berlindung di kolong meja, sebelum pimpinan menginstruksikan untuk melakukan evakuasi. Dia berkisah, gempa hebat itu berlangsung sekitar lima menit.

   

"Rak-rak berjatuhan. Dokumen dan buku-buku berhamburan. Tapi, saya tidak ada apa-apa karena berlindung di bawah meja," ungkap Riza saat dikontak Jawa Pos melalui sambungan internasional kemarin. "Sesuai standar, meja kerja di Jepang memang harus kuat untuk menahan getaran gempa," lanjutnya.

   

Pria yang telah tinggal di Jepang lima tahun itu menyatakan terbiasa merasakan gempa-gempa kecil sporadis. Tapi, gempa yang dirasakannya kemarin sungguh hebat. Bukan hanya goyang ke kanan dan ke kiri. Melainkan juga bergoncang ke atas dan bawah. Meski hatinya galau, dia mencoba tenang. Sebab, gedung di Jepang didesain mampu menahan goncangan sampai di kisaran 8 SR.

Tak lama setelah gempa berhenti, Riza dilanda kepanikan. Sebab, di tengah gempa hebat itu, dia belum mengetahui kabar istrinya. Kebetulan juga, ponselnya kehabisan baterai dan dia tidak membawa charger. Dia pun meminta izin kepada manajernya untuk pulang. Apalagi, menurut informasi di media, di kota-kota lain, setelah gempa berhenti, peringatan tsunami berkumandang.

Ratusan warga Indonesia kemarin berhasil dievakuasi dari Iwase dan Miyagi, dua daerah di Jepang yang dihantam tsunami terparah. Ratusan lainnya masih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News