Warga Indonesia di Jepang yang Hindari Maut saat Tsunami
Nekat Bersepeda di Pantai untuk Mencari Istri
Sabtu, 12 Maret 2011 – 08:08 WIB
Dengan sepeda, dia bergegas menuju rumahnya di kawasan Ichikawasi, Chiba. Lelaki lulusan SMA Negeri 6 Surabaya itu mengatakan, saat gempa terjadi, istrinya, Oktavia Ika Santi, tengah les di balai desa yang tak jauh dari apartemen yang mereka tempati di daerah Ichikawashi, Chiba.
Sepanjang perjalanan, dia melihat banyak warga yang dievakuasi ke taman-taman. Dia juga melihat pabrik besi yang terbakar hebat. Beruntung, reaktor nuklir di situ tidak ikut terbakar. Banjir tidak tampak. Hanya air yang menggenang. Meski begitu, dia masih belum tenang karena ketika lewat pantai, dia menyaksikan air laut surut yang menjadi tanda-tanda awal terjadinya tsunami.
Kota-kota lainnya tersapu tsunami. Setengah jam sebelum gelombang superbesar itu menghajar, telah keluar peringatan. "Setelah gempa, istri saya juga langsung pulang. Terus terang, kami sangat ketakutan. Apalagi, setelah gempa, setengah jam sebelum tsunami, pemerintah mengeluarkan peringatan," urainya. Dia menambahkan, dengan penanggulangan bencana di Jepang, mereka tetap di rumah sesuai dengan instruksi.
Saat ditelepon pada pukul 20.30 WIB (22.30 waktu Jepang), lelaki yang hobi naik gunung itu mengatakan, gempa sporadis masih saja terus dirasakan. Di sekitar apartemennya, mereka melihat mobil-mobil pemantau terus berseliweran. Running text televisi juga terus mengabarkan situasi terbaru.
Ratusan warga Indonesia kemarin berhasil dievakuasi dari Iwase dan Miyagi, dua daerah di Jepang yang dihantam tsunami terparah. Ratusan lainnya masih
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408