Warga Indonesia di Jepang yang Hindari Maut saat Tsunami
Nekat Bersepeda di Pantai untuk Mencari Istri
Sabtu, 12 Maret 2011 – 08:08 WIB
Riza mengatakan sempat menghubungi salah seorang mahasiswa kenalannya dan dia memastikan bahwa semua selamat. "Kami hanya saling mengontak. Kalau dari KBRI, belum ada instruksi apa-apa buat WNI yang ada di Jepang," ujarnya.
Riza menyatakan kagum dengan masyarakat Jepang yang tidak terlihat panik berlebihan meski menghadapi situasi gawat darurat. Mereka juga tetap berlaku masuk akal. Jadi, tidak sampai ada kematian karena terinjak-injak ketika berhamburan keluar gedung.
Dia menjelaskan, di Jepang, setiap instansi sampai ke lingkungan permukiman melakukan simulasi rutin antisipasi bencana. Jadwalnya, dalam setahun simulasi tersebut dilakukan dua kali. Ini membuat warga Jepang sudah terbiasa dan memiliki awareness tinggi dalam menghadapi situasi seperti itu. Hal tersebut perlu dilakukan karena Jepang berada di titik strategis bencana. Negeri itu terletak di jalur lempeng gunung berapi plus angin topan. Rakyat Jepang terbiasa menghadapi berbagai risiko bencana alam.
S
ementara itu, Lilis Yuliati, dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya yang tengah menempuh pendidikan doktoral di Kota Ube, Provinsi Yamaguchi, di Yamaguchi University, mengungkapkan kaget saat menyaksikan tayangan televisi. "Saya langsung menghubungi teman-teman yang tinggal di Niigata-Ken. Mereka bilang sempat dua kali diguncang gempa. Lampu bergoyang-goyang. Meja juga sempat bergeser-geser. Mereka benar-benar ketakutan," bebernya.
Ratusan warga Indonesia kemarin berhasil dievakuasi dari Iwase dan Miyagi, dua daerah di Jepang yang dihantam tsunami terparah. Ratusan lainnya masih
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408