Warga Indonesia di Melbourne Berlomba Menikah Setelah Lockdown

Muhammed Edwars, seorang penghulu Muslim asal Indonesia di Melbourne mengaku sejak 'lockdown' di Melbourne dilonggarkan, permintaan untuk menikahkan meningkat.
"Peningkatannya memang sangat signifikan sekali. Biasanya saya setiap minggu hanya ada rata-rata dua atau tiga pernikahan, tapi begitu 'restrictions' [aturan pembatasan sosial] dilonggarkan, sampai ada enam atau delapan pernikahan seminggu," katanya.
Edwars yang sudah menjadi penghulu selama lebih dari 10 tahun mengaku tidak pernah mengalami permintaan per minggu sebanyak ini.
Menurutnya, "ketidakpastian" yang ditimbulkan pandemi adalah penyebabnya.
"Apalagi saat ini kan ada lagi 'restrictions' yang tadinya [boleh menerima] 30 jadi 15 tamu. [Karena] itu, mereka semakin berencana menikah cepat-cepat, sebelum 'getting worse again' [kondisi memburuk]."
Walau dibanjiri permintaan, Edwars mengaku terpaksa menolaknya, seperti yang ingin menikah di "tanggal cantik, seperti tanggal 12 Desember 2020 (12/12/20) atau 20 Desember 2020 (20/12/20)".
"Saya menolak banyak karena tidak bisa bila satu hari lebih dari empat pernikahan, saya sudah lelah ... satu hari itu saya cuma maksimum bisa empat saja."
Edwars yang kebanyakan kliennya berasal dari Singapura, India, Pakistan, dan Turki, juga sempat menikahkan pasangan secara online di tengah 'lockdown' dengan disaksikan wali nikah atau keluarga pengantin dari luar Australia.
Pekerjaan sambilan sebagai seorang koordinator pernikahan di Melbourne membuat Eugene Ezra paham betul apa yang ia inginkan dalam pernikahannya
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia