Warga Indonesia di Melbourne Berlomba Menikah Setelah Lockdown
'Banjir permintaan' setelah sembilan bulan tanpa pesanan
Louis Amal, pendiri layanan fotografi dan videografi pernikahan Arla Productions, mengatakan sejak Victoria melonggarkan aturan COVID-19 di akhir November, ia dan rekan kerjanya Michelle Tumewu, sempat kesulitan menangani "banjirnya" pesanan jasa dari klien yang ingin segera menikah.
Ini terjadi setelah selama sembilan bulan, perusahaan yang sudah berdiri selama empat tahun tersebut dilumpuhkan akibat 'lockdown'.
"Masih banyak sekali permintaan, bahkan di Facebook, di semua platform media, orang-orang menanyakan daftar harga," kata Louis kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.
"Kami setiap akhir pekan ambil 'wedding' dan sampai rumah kita udah tidak lihat e-mail lagi ... jadi benar-benar kami dibanjiri. Syukur lah, it's a good problem to have, to be honest."
Sepanjang 2020, Arla Productions hanya mendapatkan belasan klien, karena ketatnya aturan di tengah 'lockdown' tingkat empat di Melbourne bagi bisnis, termasuk bidang fotografi.
"Tahun 2019 kami menerima 300 klien, tahun ini tidak bahkan sampai 15," katanya.
Photo: Meski mulai menerima penghasilan kembali, jumlah pendapatan juru rias Verra Bakrie (kanan) masih tidak sebanding dengan sebelum 'lockdown'. (Supplied)
Pekerjaan sambilan sebagai seorang koordinator pernikahan di Melbourne membuat Eugene Ezra paham betul apa yang ia inginkan dalam pernikahannya
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati