Warga Indonesia di Melbourne Melihat Peluang Bisnis Cenderamata Australia


Bisnis online bernama AllGood Journey yang juga menjual pakaian sederhana tersebut merupakan hasil putar otak Oky dan temannya di tengah ketidakpastian pandemi.
Tanpa ia duga, produk cenderamata yang dapat diantar sampai rumah tersebut "terjual cukup banyak".
"Kebanyakan [dibeli] orang Indonesia yang mau pulang. Rata-rata pesan ke kami karena QVM sudah tutup dan tidak ada [penjual] yang lain," kata Oky.
"[Penjualan] lumayan padat karena hampir setiap hari ada [pembeli]."
Karena tingginya permintaan, pria asal Medan tersebut sempat merasa kewalahan ketika harus mengantarkan cenderamata ke rumah masing-masing pembeli.
"Pertamanya saya kira kalau dua orang saja saya bisa antar, tapi lama-lama, setiap hari ada permintaan. Akhirnya saya berikan syarat akan antar bila sudah ada 11 pembeli lain," katanya.
Sayangnya, bisnis tersebut harus tutup sementara sejak 'lockdown' Melbourne tahap keempat awal Agustus lalu, sehingga tidak memungkinkan bagi Oky untuk mengambil barang dari gudang.
Pembatasan di tengah pandemi telah menghambat aktivitas dagang di pasar tertua Victoria di Melbourne
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya