Warga Indonesia di Melbourne Melihat Peluang Bisnis Cenderamata Australia


Karyawan Indonesia kehilangan 80 persen pendapatan
Nasib baik toko cenderamata yang dibantu Oky tidak dialami semua pemilik toko di QVM.
Beberapa pemilik toko memilih untuk tidak menjalankan bisnisnya secara online.
Keputusan seperti ini mempengaruhi nasib pada karyawan toko, yang harus kehilangan pekerjaan mereka.
Termasuk salah satunya adalah warga Indonesia bernama Pranata Yudha Bakti, yang sudah dua tahun bekerja di sebuah toko cenderamata QVM.
"Saya kehilangan 80 persen pendapatan dari QVM dan dampaknya sangat kerasa saat tidak bekerja," kata Yudha kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.
Namun, pria asal Bali ini menerima kabar bahwa menjelang pelonggaran aturan akhir Oktober nanti, toko akan kembali buka dan ia akan bekerja kembali.
"Saya tetap ditawarkan kerja karena bossnya akan tetap buka 'stall' [kios] di QVM. Pelanggan terbesar [memang] dari turis," katanya.
Pembatasan di tengah pandemi telah menghambat aktivitas dagang di pasar tertua Victoria di Melbourne
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia