Warga Indonesia di Queensland Ikut Kebanjiran, Begini Kondisi Terkini Mereka
"Sekarang air sebetulnya sudah surut. Tapi akses jalan masih susah untuk dilewati. Jadi beberapa orang keluar rumah pun masih menggunakan bantuan tim penyelamatan dari pemerintah setempat," katanya.
"Sejak kemarin hujan sudah reda. Bahkan hari ini Brisbane cerah," ujar Asep.
Bantuan makanan untuk korban banjir
Sejak tinggal di Brisbane pada tahun 2011, Febi Dwirahmadi telah beberapa kali menyaksikan banjir di ibu kota Queensland, Australia.
Bedanya, kali ini dia tak tinggal diam.
Dosen Griffith University ini menambahkan, setiap hari ia bersama dengan Indonesian Muslim Centre of Queensland (IMCQ) yang membuka dompet donasi menyiapkan sekitar 50 paket makan siang dan 50 paket makan malam.
"Kami telah menyalurkan paket bantuan sejak hari Senin dan juga mempersiapkannya hingga lima hari ke depan," ujarnya kepada wartawan ABC Indonesia Farid Ibrahim.
Febi tak terdampak langsung oleh banjir. Rumahnya di dekat kampus Griffith aman dari genangan air. Namun dia mengaku mengalami kesulitan saat akan menyalurkan bantuan sepanjang hari Senin (28/02), karena banyak akses jalan yang terputus.
Bantuan paket makanan ini disalurkan kepada 90 orang mahasiswa dan keluarga asal Indonesia yang tinggal di daerah St Lucia, dekat kampus Queensland University yang terdampak banjir seperti Asep.
Asep Nugraha, mahasiswa Indonesia korban banjir di Queensland, hingga hari ini masih bertahan di tempat penampungan
- Dunia Hari Ini: Ada Banyak Pertanyaan Soal Kecelakaan Pesawat Jeju Air
- Sejumlah Berita dari Indonesia yang Menarik Perhatian Australia di 2024
- Forum PPPK Buktikan Kepeduliannya terhadap Korban Banjir Sukabumi
- Universitas Australia Akan Jadi yang Pertama Gunakan AI di Asia Pasifik
- Dunia Hari Ini: Pesawat Azerbaijan Airlines yang Jatuh Kemungkinan Ditembak Rusia
- Rencana Indonesia Bangun Pembangkit Tenaga Nuklir Dikhawatirkan Memicu Bencana