Warga Indonesia Memilih Hadapi Pandemi Corona dengan Semangat Gotong Royong

Gotong royong, salah satu identitas budaya bangsa Indonesia, telah membuktikan sebagai modal bersama dalam menghadapi pandemi virus corona. Namun, di sisi lain solidaritas warga seringkali muncul di saat pemerintah dianggap tidak cukup mampu dalam menangani masalah.
Setiap mengantar-jemput istrinya, Herlambang Wiratraman mencoba menjadi pendengar yang baik.
Istri Herlambang, dr Movita Hidayati, adalah koordinator penanganan COVID-19 di RS Paru Jember, Jawa Timur, yang juga rumah sakit rujukan untuk pasien COVID-19.
Di tempat kerja istrinya, persedian alat perlindungan diri (APD) semakin berkurang, Herlambang pun mencoba menawarkan bantuan.
Istrinya sebenarnya sudah terpikir membuka jalur donasi sebagai solusi keterbatasan APD di rumah sakit tempatnya bekerja, tapi ia masih ragu.
"Saat saya mengatakan kesediaan membantu mencarikan donasi, istri saya minta saya menunggu dulu karena ia khawatir menyalahi prosedur," tutur Herlambang kepada Hellena Souisa dari ABC News.

Ketersediaan APD di rumah sakit tidak memadai
Persediaan baju hazmat di rumah sakit istrinya bekerja saat itu hanya ada 50 buah. Artinya, dengan total tujuh orang petugas medis per hari, persediaan pakaian pelindung sekali pakai tak akan sampai delapan hari.
Gotong royong, salah satu identitas budaya bangsa Indonesia, telah membuktikan sebagai modal bersama dalam menghadapi pandemi virus corona
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia