Warga Kaget Ada Ramai-Ramai di depan Rumah Romahurmuziy
jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikabarkan menangkap Ketua Umum Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy alias Rommy. Pria kelahiran Sleman berusia 44 tahun itu diamankan tim satuan tugas (satgas) penindakan KPK di Surabaya, Jawa Timur.
Berdasarkan pantauan JawaPos.com di kediaman Rommy, Jalan Batu Ampar III, RT 4 RW 3, Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur, terlihat sebuah mobil Avanza berpelat A 1504 ZO warna hitam masuk ke dalam kediaman pentolan PPP tersebut.
Selain itu, terlihat sejumlah orang membawa dokumen ke mobil.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, sejak pukul 11.15 WIB, ada tiga mobil terparkir di depan kediaman Rommy. Sekitar pukul 11.30 WIB, salah satu mobil putih terlihat keluar meninggalkan kediaman Rommy.
(Lihat juga: Penangkapan Romahurmuziy Musibah Buat Jokowi)
Adanya OTT ini membuat kaget warga sekitar kediaman Rommy. Banyak awak media berdatangan ke rumah Rommy. Warga pun menanyakan kedatangan para awak media. "Ada apa ya, Mas? Kok ramai-ramai gini depan rumah Pak Rommy?" tanya salah seorang warga.
Sebelumnya, tim penyidik KPK dikabarkan melakukan operasi tangkap tangan, Jumat (15/3). Dalam operasi kedap yang dilakukan di wilayah Jatim tersebut, tim lembaga antirasuah dikabarkan menciduk seorang ketua umum partai politik.
Selain ketua umum PPP, KPK juga mengamankan beberapa pihak lain yang diduga terlibat dalam kasus suap-menyuap. Berdasarkan informasi yang dihimpun, Rommy diamankan di kantor Depag, Sidoarjo, Jatim, pagi tadi.
Sebuah mobil Avanza warna hitam masuk ke kediaman Romahurmuziy di Jalan Batu Ampar III Kramatjati siang tadi.
- Kasus Korupsi CSR BI-OJK, KPK Panggil Legislator Gerindra dan NasDem
- Berani Tetapkan Hasto Tersangka, KPK Era Setyo Budiyanto Layak Diapresiasi
- Connie Tanggapi Status Tersangka Hasto, Lalu Bicara Kasus Pencucian Uang Kakak & Adik
- Temukan Aset yang Tak Dilapor, KPK Proses Kepala BPJN Kalbar
- Pencegahan Yasonna Laoly ke Luar Negeri jadi Pukulan Beruntun untuk PDIP
- Kasus Hasto Bukan Politisasi, KPK Harus Berani Melawan Intervensi