Warga Kubur Diri Tolak Kenaikan BBM

Warga Kubur Diri Tolak Kenaikan BBM
Warga Kubur Diri Tolak Kenaikan BBM
“Untuk di Ciseeng, pinggir jalan ini, harga tanah sudah setengah juta per meter. Kami minta, PLN membebaskan sampai radius 50 meter dari bangunan tower, jadi totalnya untuk satu titik tower kami menuntut pembebasan lahan 1000 meter,” katanya.

Aksi kubur diri yang dilakukan oleh 16 warga dari perwakilan seluruh rayon  di Kabupaten Bogor itu rencananya akan terus dilakukan hingga tuntutan mereka didengar dan dikabulkan pemerintah. "Saya akan terus berada disini sampai tuntutan kita dipenuhi. Kalaupun saya harus mati disini saya siap. Karena kita memperjuangkan hak ini juga untuk anak cucu kita nanti," ujar Mamuri(32), salah seorang pengunjuk rasa yang ikut mengubur dirinya dibawah tower sutet bertegangan 500 kilovolt tersebut.

Selain itu, warga asal Kampung Jampang, Desa Kalisuren, Kecamatan Tahurhalang ini sengaja datang ke tempat tersebut bersama kedua anak dan istrinya untuk ikut melakukan aksi kubur diri. Menurutnya, jika dirinya dan warga lain tidak menggelar aksi seperti ini, maka kapan lagi warga akan menuntut ketegasan pemerintah dalam memberikan ganti rugi. "Saya melakukan ini atas kemauan sendiri. Walaupun tersiksa, saya akan terus bertahan," tegas pria yang akrab dikenal Muri tersebut.

Senada dengan Muri, Iyang (25), pemuda asal Desa Ciseeng, Kecamatan Ciseeng, mengatakan akan terus bertahan dengan badan terkubur sampai seluruh warga mendapatkan ganti rugi. "Demi warga dan ketegasan hukum saya ada disini," ujar Iyang sambil menahan beban tanah yang mengubur badannya.

CISEENG –  Aksi penolakan kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terus bergulir. 16 warga Kabupaten Bogor nekat melakukan aksi kubur

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News