Warga Lenteng Agung Persoalkan Proyek Apartemen
Kamis, 22 November 2012 – 01:50 WIB
JAKARTA - Proyek pembangunan apartemen LA City di Lenteng Agung, Jakarta Selatan dipersoalkan karena diduga tak mengantongi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Pasalnya akibat proyek apartemen 24 lantai yang dibangun oleh PT Specta Properti Indonesia itu, ratusan warga di empat RT di RW 04 Kelurahan Lenteng Agung harus merasakan banjir, bising, tembok retak dan semakin sulit mendapatkan air bersih dari sumur.
Karenanya, warga yang tergabung dalam Forum Perduli Lingkungan Lenteng Agung (FPL-LA) mengadu ke kantor LBH di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (21/11). Koordinator FPL-LA, Bisri Mustofa, mengungkapkan, warga sebenarnya sudah berkali-kali menyampaikan keluhan ke pihak pengembang. Hanya saja, keluhan warga tak digubris.
"Kami sering menyampaikan keluhan yang terjadi seperti banjir, getaran, berisik, namun tidak ada jawaban yang jelas dari pihak pengembang. Apalagi pekerjaan dalam proyek itu kadang dilakukan dari pagi hingga tengah malam, bahkan hingga dini hari," keluh Bisri dalam konferensi pers di Kantor LBH.
Dipaparkannya, apartemen LA City yang merupakan salah satu program proyek 1000 tower Rusunami itu dibangun di atas lahan berupa kolam dan kebun yang dulunya berfungsi sebagai daerah resapan air. Namun pascapengurukan tanah untuk persiapan pembangunan, lahan untuk apartemen itu tidak bisa lagi menyerap air hujan sehingga membajiri pemukiman warga.
JAKARTA - Proyek pembangunan apartemen LA City di Lenteng Agung, Jakarta Selatan dipersoalkan karena diduga tak mengantongi Analisis Mengenai Dampak
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS