Warga Lereng Merapi Mulai Geram, Kasus Selok Awar-Awar Jangan Terulang
jpnn.com - WARGA mulai gemas dengan aktivitas penambangan pasir ilegal di kawasan Gunung Merapi. Pasalnya, warga sekitar selama ini tak mendapat keuntangan langsung dan hanya menerima getahnya saja. Mereka pun melancarkan protes di Balaidesa Gedangan, Kecamatan Cepogo.
TRI WIDODO, Boyolali
PENAMBANGAN liar marak di kawasan lereng Merapi sejak 2014. Kondisi ini diduga karena masyarakat sekitar lokasi penambangan membiarkan begitu saja. Biasanya masyarakat sekitar diimingi-imingi keuntungan yang besar dan bersifat sementara. Dengan harapan agar pengusaha tambang dapat leluasa mengeruk pasir si situ.
Akibatnya, alam semakin rusak, infrastruktur jalan dan jembatan menjadi tak karuan. Akses perekonomian masyarakat menjadi terganggu.
Melihat kondisi alam yang kian rusak, warga merapat ke balaidesa setempat kemarin (4/3). Langkah itu diambil agar maraknya penambangan di Kecamatan Selo tak meluas ke Kecamatan Cepogo yang juga memiliki potensi pasir yang besar.
Warga Desa Gedangan langsung mengadakan konsolidasi dengan anggota DPRD Boyolali. Dalam konsolidasi itu, diputuskan perlu diterbitkan peraturan desa (perdes) yang menyatakan bahwa di Desa Gedangan dilarang ada aktivitas penambangan dengan backhoe.
Koordinator Forum Peduli Limgkungan (FPL) Desa Gedangan Suwarno menjelaskan, munculnya inisiatif perdes setelah ada keprihatinan masyarakat Gedangan. Yakni atas maraknya galian C liar di kawasan lereng Merapi, khususnya di Kecamatan Cepogo.
Di Gedangan, sebelum erupsi Merapi lalu sudah pernah ada lokasi galian C, yang ternyata dampaknya masih terasa sampai saat ini. ”Selain merusak jalan, rawan longsor, juga menyebabkan sulit mendapatkan air bersih,” tutur dia.
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408